mengalir di ngarai sunyi
gelora suara-suara malam
tak henti di tebing gulita
tuk mencari kerlip lentera
tulisan kusam di simpul senyum
membuka tirai-tirai gulita
keluh yang tak jua bertepi
berharap sang fajar beri cahaya sejati
Abdie,17072011
Ae. R
Minggu, 17 Juli 2011
Selamat Pagi Sastra Indahku
aku tulis saja semaunya,
perkosa kata tanpa setubuhi makna
perkosa kata tanpa setubuhi makna
sebab tak pandai bertutur merenda kata
atas namakan cinta bertahta bahasa lantunkan puja
selendangku bukanlah indahnya sastra
yang menghiasi tubuh para pujangga kata
yang sanggup memikat hati tuan dan nona
mencipta ledakan yang mampu luluhkan rasa
mencipta ledakan yang mampu luluhkan rasa
aku hanya pencuri kata-kata
dari senyum dan tangisnya cinta,
bahagia pun duka, jalang siang juga rona senja
kutulis sekedar menikmati keindahan anugrah semesta
menjadi keluh kesah malamku pada sang dewa cinta
untuk kunistakan saat siang kembali tiba
menjadi keluh kesah malamku pada sang dewa cinta
untuk kunistakan saat siang kembali tiba
aku hanyalah durjana menuai kata para pujangga
menjarah sejarah dalam buku kumpulan syair Nusantara
mencoba memahami makna karya sastranya
sambil menikmati kopi pagi bersama hangat sang surya
sambil menikmati kopi pagi bersama hangat sang surya
dan sastra indah itu merupa wajah "INDONESIA"
tempat segala rupa dan warna yang berbeda
tempat segala rupa dan warna yang berbeda
menikmati masing -masing tulisan kalamnya
di bawah terang fajar yang sama PANCASILA
dalam genggaman BHINNEKA TUNGGAL IKA
sejajar sebagai suatu bangsa di bawah kibar sang SAKA
Sabang sampai Marauke ikrarkan cinta
di bawah terang fajar yang sama PANCASILA
dalam genggaman BHINNEKA TUNGGAL IKA
sejajar sebagai suatu bangsa di bawah kibar sang SAKA
Sabang sampai Marauke ikrarkan cinta
kini tercoreng angkara murka
wajahnya lusuh di tubuhnya penuh luka
saat perbedaan menjadi arena perang SARA
entah sampai kapan sastra indahku berduka
selamat pagi sastra indahku
selamat pagi Putra Sang Fajar
kau ku kenang untuk ku lupakan
selamat pagi sastra indahku
selamat pagi Putra Sang Fajar
kau ku kenang untuk ku lupakan
Abdie,17072011
Google Photo |
Kaulah Bunga Hatiku
kau seperti bunga
memberi wangi pada jiwa
menjadi egergi kasat mata
penyemangat geliat raga
duhai bunga,
tak ingin ku merindumu
kan kubiarkan kau tetap mekar
di dalam hatiku...
tiada jeda waktu
dan kata-kata rindu
sebab kita telah menyatu
di tubuh waktu memadu rindu
seiring sejalan
lantunkan nyanyian
menuju pintu kematian
membuka gerbang perjalanan
dan akhir perjalanan kita
bukanlah sorga atau neraka
namun muara kata - kata
Abdie,17072011
memberi wangi pada jiwa
menjadi egergi kasat mata
penyemangat geliat raga
duhai bunga,
tak ingin ku merindumu
kan kubiarkan kau tetap mekar
di dalam hatiku...
tiada jeda waktu
dan kata-kata rindu
sebab kita telah menyatu
di tubuh waktu memadu rindu
seiring sejalan
lantunkan nyanyian
menuju pintu kematian
membuka gerbang perjalanan
dan akhir perjalanan kita
bukanlah sorga atau neraka
namun muara kata - kata
Abdie,17072011
Sajak Malamku
kata - kata
mewarna dunia
mewarna dunia
pada karya - karya
masa lalu pun esok hari
terangkai dalam cerita
syair tertulis di lontar sunyi
saat gunung lantunkan kidung
memuja pujangga gembala kata
sastra indah merupa semesta
kata terbata mengeja aku
aku yang hidup di dalam sastra
dengan segala keindahan kata
tetap tak mampu merupa pujangga
dan aku hanyalah kata
terbata mengeja sastra
yang hidup tanpa warna
memberi keindahan sempurna
semesta raya
Abdie,17072011
Langganan:
Postingan (Atom)