Ae. R


Minggu, 15 April 2012

Terangilah Duhai Malam

malam,
semoga kau tetap terang
terangi tubuh-tubuh yang berjalan
merayu nasib dalam genggaman zaman
ketika pengharapan samar dalam temaram
lampu-lampu jalan...

mereka senandungkan keresahan
kidung suci dari balik polesan bibir
ungkapan hati memahami cinta
dalam gemerlapnya fana...


Abdie,2012

Tuanku

tuanku!
sepertinya anda butuh kamus
untuk terjemahkan hitam putihnya cinta
hingga tak perlu mengeluh di atas mimbar
bercerita tentang kesakitan yang tidak kau rasakan
sebab keluhmu hanyalah pesan singkat bukan keluh rakyat...

suara rakyatmu bukanlah teror
meski kadang teriakkannya terdengar eror
wajar saja sebab para wakilnya menganggap rumor
menjadikannya hiburan di panggung humor
tak peduli paripurna menjadi kotor
sebab sandiwaranya berhadiah pamor
membuat sang aktor menjadi tersohor

tuanku!
hitam putih hanyalah cerita
dan dalam kamus PANCASILA
cinta itu tak berwarna, tidak pudar di genggaman kuasa

tuanku!
tulisan ini hanya ceplok telor
tak perlu di tangani pasukan anti teror

Abdie,2012

Kamu

maju selangkah
tapaki sejengkal tanah
ada kasih yang tak punah

diantara aku dan resah
ada yang membuatku tabah
menuntun rinduku menuju satu arah


Abdie,2012

Di Tiap Detik

siang bagai peluru
menembus jantung rebahkan rindu
kini angan menyulam semilir sepi
merayu nazam temani sunyi

detak jarum jam seperti senandung malam
bangkitkan degup jantung merindu kalam
memahami arti lembut senyummu kekasih
di tiap detik putaran waktu...


Abdie,2012

Entahlah

entah sajak atau puisi
yang membuat sungai -sungai mengering
hingga petak-petak tak lagi bersemi
dedaun pun tinggal senandung

entahlah,
siapa menumpang perahu retak
kan tiba waktu karam di dasar laut
tinggalkan sejarah nestapa gelombang

entahlah,
sajak atau puisi
birokrat atau politisi
karam di dasar tirani
tika peluh yang mengering
hanya menjadi coretan sia-sia
darah yang membeku di dinding zaman
menjadi limbah keserakahan
tak terbaca dalam naskah kebijakan
ketika sumpah berubah penghianatan
pun dalam bait sajak dan puisi
hanya menjadi guguran keindahan dalam kata-kata belaka

entah sajak atau puisi
birokrat atau politisi
bermuka tebal bermata bebal
ketika pasta gigi menjadi anti air mata
mewarnai wajah para demonstran
yang teriak memohon keadilan
mewakili jerit dan air mata yang kesakitan

entahlah,
ini sajak atau puisi
bukan, inilah limbah emosi
melihat kantung tebal mata pemimpin negeri
yang tangisnya semata keluhan pribadi
bukan jeritan anak-anak negeri
yang mengantarkannya ke kasta tertinggi

Abdie, 2012