mengulang lahir,
sendiri merayapi tebing bahtera
tanpa harap iba dan belas kasihan
keringat tulusmu tertumpu di qalbu
tanpa tahu wajah masa di depan
ramah atau garang, kau tetap berjalan
tanpa panduan sosok seorang panutan
susuri lorong hidup, memandu lori beroda kaki
tak peduli cibir dan caci menghampiri
karena yakinmu pada hati...
resahmu tidak membuat ragu
lalui hari bersama waktu
meski terseok dalam luka dan liku
hingga kini jelang dewasa usiamu
tetap mengukir hidup,
meski mengering kerongkong
tersayat lirih membenci atau merindukan
sketsa wajah yang tak pernah ada
di kanvas malam pun di rona senjamu
entah kapan kaudapatkan
belaian lembut saat di peluk
rasakan bening kasih terpancar di wajah
saat kau rebah di dadanya
...
abdie, Kamarku 08062011