Ae. R


Minggu, 04 September 2011

Maaf


duhai mata,
entah berapa dusta
dari pandanganku
membutakanmu

duhai telinga, 
entah berapa kepalsuan
dari pendengaranku
yang membuatmu tuli

duhai hidung,
entah berapa banyak kebusukan
dari penciumanku
yang membuatmu sesak

duhai hati,
entas berapa banyak amanah panca indera
yang ku ingkari dan berbuah nista
hingga membuatmu terhina

Abdie,2010

Di Putaran Masa


sajak bunga 
kalam hidup 
di tubuh semesta

tumbuh subur
diantara semak dan duri
mengisi lembaran sebuah nama

seperti menjemput mimpi
dari tafsiran onak dan duri
membuat bebal pikir dan hati

kubiarkan saja bunga
mengembang diantara ilalang
sebab menata diri,
tak harus menafsirkan ayat dalam kitab suci

ketika tubuh semesta
memberi sebuah pertanda
wangi di kuncup bunga
tafsiran hidup bukanlah rahasia makrifat cinta
namun keindahan nyata di putaran masa 


Abdie, 2010

Jalan Pahlawan


pelangi masa lalu
terkubur kelembaban waktu
dalam qalbu yang batu
menjadi prasasti bisu

revolusi burung gereja
menagih hutang generasi mendatang
aliran bening yang tak sampai ke ngarai
sisakan lobang menganga di petak gersang

kicau burung gereja hilang di keramaian
gemuruh mesin penghancur pohon kering
menjadi kicau merdu menebar nestapa rimba
menggema diantara telinga pemburu rindu

pelangi masa lalu
berbaris membisu 
tanpa bunga di pusara
tanda jasa pun entah kemana


Abdie,Cikutra17082011

Lihatlah Anakku


anakku!
pengetahuan bukanlah kotak pintar
yang berisi ilmu merasa benar
dalam hingar bingar adu nalar

jadikan saja ia jejak langkahmu
bukan ketakutan dan segan dunia memandangmu

bukan pula sebotol parfum
yang wanginya hanya se saat
sebab hakikinya menjadi racun yang kau telan
lalu padang menjadi gersang
sebab kerdilnya pikiranmu

lihatlah anakku!
buku kecilmu yang lalu
saat dunia ini tawarkan jamuan
kamu bukanlah tumbuh di kebun anggur
namun di atas pengabdian Ibumu
yang kini menjadi debu di lahan subur


Abdie,2011

Dua Pemabuk Menjelang Upacara Bendera


Lihatlah bulan sabit di atas sana
Akankah ia menjadi bulat malam esok
Menerangi tiang dan kibar bendera kita
Bendera yang tak lagi dwi warna

Sudahlah,
Kita kencani saja kejora
Yang melebur merah dan putihnya makna
Menjadi warna terang celana dalam kita

Tak perlu bicara saat menaiki gerbong
Biarkan saja kereta ini tidak tahu
Kita berselingkuh dengan rel yang ia lalui
Menuju stasiun yang sama di gerbong yang beda

Kita hanya pemabuk
Mencoba lepaskan belenggu orasi saat upacara
Yang mengikat gerbong dengan tali beda
Biar saja esok purnama tetap hanya sabit
Sebab teriakkan merdeka kita seterang kejora


Abdie,16082011

Sajak Terakhir


karma ini hanya genangan
kisah yang tidak kurencanakan
menjadi telaga senja yang tertutup debu
hingga karma ini karam dan terbujur kaku

kutinggalkan saja
sajak terakhir untukmu
sebebulm darah ini benar- benar beku
aku mencintaimu...


Abdie,2011

Hikayat Kita


pada jarak dan waktu
tertoreh pernak pernik kata
harap dan sejumlah tanya
akankah hidup seterang kejora

mengusir sepi,
menyingkap kabut tabir mimpi
bagai mencumbu sekelebat bayang
suratan cemara di lontar kenang

di sela batang yang berdesakan
puncak bukit menjadi terang
tika pucuk cemara menyulam cahaya
yang muncul menjelma dirimu

dari yang terberai
sebenarnya ingin teriakkan
namun kadang kau bungkam menjadi sunyi
hanya kerinduan yang mengapi hanguskan mimpi

saat resah mengemas rindu
lirih mengemis jarak pada waktu
setumpuk simpul mencipta puisi
gelap jiwa merindu kerlip kejora

datanglah engkau yang bersayap
kerinduanku telah siap berangkat
menembus jarak menujumu di sebrang waktu
mengubah sunyi dan senyap dengan nafas dalam dekap

nafas yang mengurai hikayat rasa
rindu yang membisu diantara jarak dan waktu 
menjadi latar hikayat kita...


Abdie-Dande, 2011

Cinta 2

catatan harian
kenangan tanpa direncana
berjejal mengisi halaman masa
menjadi kalam tulisan raga

awalnya teramat deras
bagai arus menggerus cadas
madah cinta yang menggema
memasuki relung - relung sukma

seperti kejora di langit malam
saat rindu jadi bait yang terpendam
ia menjadi kambing hitam penyesalan
dalam rima dan irama sajak kehidupan

Cinta!
aku tetap memilihmu
takkan ku jadikan kau kambing hitam penyesalan
meski sorga pilihan pertama yang di tawarkan tuhan


Abdie,2011


Narasi Diri

bebal pikir sebab tafsir
takdir tuhan jadi mainan
se akan sorga dan neraka  atas pahala dan dosa
adalah ketetapan kata- kata kehendak sendiri
menjadi narasi selembar naskah 
di atas mimbar - mimbar khutbah
bagaimana bisa berkata benar
jika itu hanyalah kabar
cerita yang datang dari masa lalu
bukan catatan nyata
suratan perjalanan pribadi
mengungkap narasi diri


Abdie,2010