Ae. R


Senin, 12 September 2011

Kidung Debu

memetik kelopak malam
adalah keinginan dan harapan
seperti menggenggam sebuah bayang
yang pernah mengisi kepala

waktu memintal benang
menjadikannya kain kenangan
sedih, bahagia, tawa dan canda
menjadi corak sempurna
ketika tatapan memandang dunia

langkah yang berjalan
menggambarkan kisah kehidupan
dengan tinta yang berasal dari lumpur hitam
jadi ikatan yang menyatukan tiap jengkal perjalanan

benih cinta semesta
tawa, canda dan keindahan pun kesedihan
menjadi rima dan irama dalam kehidupan
mati bersama hurup kerinduan

ketika tetes airmata
suburkan semboja di atas pusara
dan kata yang di tinggalkan
hanyalah nama tanpa keindahan
tertulis di batu nisan


Abdie,10092011

Opera Keyakinan


opera,
tentang manusia
kisah dari buku tua
lahirkan berjuta tanya

kelahiran dan kelaparan
dahaga yang berkepanjangan
menjadi alas tidur kemakmuran
kerinduan saat ratap pengharapan

keyakinan,
sesembahan tanda memuja
pada cerita yang hanya konon belaka
tak mampu membuka mata ketika rasa menakar tanya

hanya syahwat mengumbar kitab
menghitung untung dan rugi kebaikan
lupa hasil bumi yang dinikmati tanpa permisi
dengan dalih kemakmuran umat

opera keyakinan,
pertontonkan kebusukan
yang terbalut alim dan sahaja
ketika tafsiran konon berakhir pertengkaran


Abdie,09112011

Sajak Mingguku


menatap awan
membentang angan 
deretan kenang di bangku usang

hadir bayang silam
saat kemarau menghalau hujan
galau di ujung liku yang berjingkat manja

tepian awan, tanah dan lautan
menyatu udara di deretan angka
genapi putaran masa penanda usia

di bangku tua
bersama sahabat senja
mengurai gersangnya usia
se iring nafas yang kian renta

sepintas merasa iri
melihat intimnya matahari dan bumi
ketika nafasnya berupa cahaya
menembus batas putaran terangi kekasihnya


Abdie,09102011