Ae. R


Jumat, 29 Juli 2011

Rahwana

murka 
hancurlah semesta
tiada lagi tawa canda 
terkapar anak bangsa 
diantara
tajam bebatuan angkara


Abdie,29072011

Sajak Siang Ini

menggigil pagi 
setubuhi siang
mendekap jalang

pematang tergusur keluh
menggali sejuk di suburnya riuh
bising gedung penyubur peluh

kerbau sekarat di lahan kosong
terbelenggu sepiring sesaji zaman
sepinggan racun sarapan senja


Abdie,29072011

Trisula Negeri

*
Riksa raga raksa buana
Terangnya tanpa warna
Bebaskan belenggu jiwa - jiwa
Bersama alunan sabda - sabda
Lima ayatnya satukan segala beda
Menjadi  keindahan Nusantara

Cahaya menjelma manusia
Bijak dan bijaksana sebagai utusan 
Mengemban amanah langit
Akrab di sapa Putra Sang Fajar


**
Jelata mana yang tak kenal
Saat senyumnya menghampiri
Mengisi bakul - bakul kosong
Mengobati keroncong nyanyian perut

Memahami Idiologi
Jalankan amanah Negeri
Setia pada pengabdian
Tiap jejaknya wujud kesetiaan

Senyumnya memancar wibawa
Ku panggil Ia Kejora Orde Baru


***
Menembus batas
Ketika kebebasan salah kaprah
Menjadi tembok tebal pemisah hati
Penjarakan kemerdekaan hakiki idiologi

Namun sejumlah serigala pemburu tahta
Saat kepintarannya tidak mampu mencerna
Ciptakan prahara, dengan segala macam rekayasa

Tak mampu memahami
Bahasa nurani anak Negeri
Sabdanya menjadi kontroversi
Biarkanlah cibir dan caci
Bagiku kau adalah Pelangi 
Yang mewarnai keindahan pertiwi

Dan aku tak peduli
Meski sajak ini di caci maki
Takkan mengubah yakinku pada suara hati
Saat bercerita para pengabdi sejati




Penghujung Juli
Abdie-Laela Sari, Bandung 28072011