Ae. R


Jumat, 15 Juli 2011

Awal Yang Entah

kata atau lentera
yang lebih dulu ada
pun dengan pemanah gulita
entah...

hening para kawula
terbata mengeja seisi ruang
tertatih  merajah jiwa
tak mampu merupa manusia

melukis kata sejuta warna
pintu hati merupa wajah
pada senyum tersimpan kunci
istana segala rupa kata-kata

saksi gulita segala benar pun dusta
membawa para kawula ke dalam telaga
lalu tenggelam ke dasar kata-kata
yang awalnya entah...

saat matahari terbit
selalu ada cahaya
terangi tulisan di bebatuan
tak lekang dikekang waktu 

gulita menyimpan terang
menjadi lentera abadi
dalam selembar puisi 


Abdie,15072011

Wajah Rinduku

memecah hening
lirih malam yang memanggil
sejenak lupa risau hati segera ia kuhampiri 

ia bertanya,
apa yang kau rasakan saat ini?
tak perlu ragu ungkapkan saja! 
akan kusampaikan pada kejora
serunya...

aku hanya tertunduk bisu
tak sanggup mengucap risau hati
hanya mengenang bayang di bawah temaram
dan berharap sang malam sampaikan pesan

tulislah di sayapku jika itu selembar syair
lukislah di mataku jika itu serupa gambar
lanjutnya...

tanpa ragu ku menjawab
tak ada sebait syair
hanya wajah 'rinduku' 
menghiasi relung


Abdie,15072011

Kalam Senja

kalam senja di ruas hari
melepas rindu matahari
selimut terangnya hangat memeluk bumi

serupa hulu rindu memeluk muara
melepas air susuri sungai lalui lembah
di tebing-tebing sebait pesan tersampaikan

dahan-dahan hembuskan semilir
rindu mengalir ke ujung ranting
tumbuh dedaun mencumbu langit

tunas baru segera tumbuh
menikmati rona di ujung senja
memadu hangat di pintu malam

di sepanjang akar terurai
curah pada sepetak kering
sejukkan dahan dan ranting

kelam hari melepas diri
pada matahari menitip puji
rajah semesta mengurai cinta

semoga terang adalah kalam
di ujung senjaku nanti


Abdie,15072011

Serupa Pengerat

serupa pengerat,
datang tiba - tiba entah darimana
lalu tinggalkan gerigi bekas gigitan
membekas di seluruh organ tubuh
aku tak berdaya,
namun tiada pernah jemu tuk mencumbumu
meski simpul - simpul pengikat makna tak terurai
di atas hamparan kata

Ah, cinta kau seperti pengerat,
membuat hasrat-hasrat bergejolak
mengeja lalu melahap makna sampai sekarat



Abdie,15072011

Sajak Malamku

rasa mengetuk
jemari memegang panik
pada poros masa lalu
putaran kenang menuju titik

senyum tangis sisi gelap
menuntun tubuh menuju ruang
memaku sujud pada catatan
hembusan nafas yang tebuang

sadari langkah menanggung beban
jadi penuntun menyambut masa depan
nista yang menyatu dalam nafas masa lalu
kubiarkan jadi sajak dalam sujudku


Abdie,14072011