Ae. R


Kamis, 04 Agustus 2011

Jelitaku

kau berhasil
membuat aku gila

kau seperti gerimis
menghisap kering dan terik
lalu hilang tinggalkan genangan

tak kuasa aku dustakan rasa
hadirmu dulu ibarat anak tangga
tiada ragu ku menuju langit bersama senyummu 
menyibak awan yang menghalang nazam

kita menyulam pijarnya
menjadi bingkai perjanjian kata-kata
mengantar langkah menuju pintu senja
dimana siang dan malam saling menyapa

jelitaku,
sajak ini adalah senyummu
ketika hatiku menyerukan namamu
di seberang jalan taman abadimu
  
namamu yang luntur di nisan itu
tetap terukir abadi di dinding hatiku
sebab tiada batas merasakan cinta
meski kita di tempat yang beda

Abdie,2009

Satu Yang Membatu

seruan puji
cinta bangsa
berakhir prahara
sengketa rebutan sorga

saat bendera berkibar
dengan gambar- gambar
adalah bara yang membakar
menyulut ambisi yang berkobar

satu yang bahasa
satu yang pusaka
satu yang berbeda
kabur makna di medan laga

lidah pedang
memecah perang
Papua mulai terpanggang
NKRI kembali di guncang

siapa aku siapa kamu 
adalah satu yang membatu
lalu hancur membentur kuasa
menyatu dalam keangkuhan warna


Abdie,Bandung 04082011

Parcel Untuk Bapakku

Selamat sahur pak presiden!
Semoga puasa ini membuka hatimu
Rasakan laparmu, laparku juga lapar mereka 
Jangan di jawab dengan manja dan keluhan


Tak perlu gengsi menatap cermin
Yang rengat di kolong jembatan
Pecah di antrian sembako murahan
Bukankah itu cerminmu juga


Siapa yang mengotori wajah ibukota?
Bapak ataukah mereka yang di biarkan,
kelaparan dan haus keadilan
Lalu bagaimana kabar INDONESIA?
Jangan biarkan ia dibakar iblis berpeci miring


Idiologi itu amanah negeri
Bukan cerita pengantar tidur
Rendah diri takkan membuatmu hina
Rasakan apa yang kami rasakan


Jadikanlah keluhan kami ketegasanmu
Bukan keluhanmu yang mempertegas kami
Menyatakan kau tak punya nyali
Menghadapi peci - peci tanpa nurani


Tak perlu takut,
Hak azasi manusia itu
Hanya berlaku untuk manusia bukan iblis 
Jika kau takut dosa, aku tanggung semua dosamu


INDONESIA harga hidup
bukan harga MATI




Abdie,04082011

Mengenang Si Burung Merak 2

kau adalah belulang dan lobang pori
belulang jelata yang berserakan kesakitan
lobang pori-porimu keluarkan nanah mereka
yang menjadi korban kebodohan penguasa

nyata kemiskinan yang kau tuliskan
adalah kebenaran dalam jeruji ketidakadilan
nurani yang kau teriakkan berbuah pengingkaran
revolusi kemanusiaan hanyalah sampah buah dari sumpah suci

keangkuhan yang membatu
dendam yang tak memahami makna cinta
adalah ruang sempit tempat penamu torehkan rasa
jeruji tirani penguasa tak mampu membungkam nurani pengabdi

ketika hujan bertemu bumi
kau adalah rintik yang memberi sejuk
genangan yang kau tinggalkan
adalah kenang pembuka pintu kesadaran


Abdie,03082011
Google Photo