Ae. R


Jumat, 08 Juli 2011

Kamu Bahagiaku

di ujung malam,
coba merentang masa
melukis segala kenang
hingga rinduku merupa
kamu...

kutarik detik menuju titik
saat itu kata menjadi kalimat
cengkrama senja awali cerita
tanpa ragu ucapkan bahagia
mengenalmu...

terpenjara,
dalam aksara-aksara
lelap dalam imaji bahasa
tanpa kunci sanggup membuka
jeruji yang menyekat makna

kini, ku hanya terpaku
dia atas gejolak yang membiru
tak mampu mengucap tentang bahagiaku
kupilih diam dan merasakannya
memandang wajahmu...


Abdie,07072011

titik pasti

entah kapan
waktu melebur tubuh
tinggalkan penyesalan
sebelum sempat nyanyikan ratapan

liar semakin binal
tak peduli detak jam
yang tak henti mengingatkan
sampai tiba saatnya berhenti

aku perkosa waktu
hayalpun bunting keresahan
melahirkan sesal di persinggahan
dengan tangis tak berkesudahan

kini, kucoba menyunting sajak
berharap mampu setubuhi hari
mendekap mesra sang waktu
hingga terhenti di titik pasti


Abdi, 02072002



Sajak yang Sia-sia

makna hidup dalam selembar sajak
begitu kuat memikat mata terbelalak
tinggi bukit pun di bawah telapak
sayang, telinga hilang saat tetangga teriak

anak bungsunya sedang sekarat
menahan lapar yg teramat sangat
di tambah borok kaki kian menyengat
saat di kerumini ratusan lalat

tua renta tergeletak tanpa lihat
tak mampu baca kalimat-kalimat
berharap tangan-tangan penyelamat
namun, kasih sayang tetap hanya tersirat

dalam kalimat sajak
tetap tak pernah beranjak
larik indahnya tiada jejak
meski jerit kian menyeruak

Abdie,2010

Inilah Negeriku

angkara merajalela, menyebar petaka
jadi mimpi buruk kaum tak berdaya
tunas - tunas bangsa merana
musnah di lindas sumpah durjana

hati terkunci, kesucian nurani pun mati
dengki, dendam kian subur tumbuh di atas bumi pertiwi
hingga rintihan dan tangisanpun tak lagi berarti
saat saksikan jasad - jasad tanpa denyut nadi

seperti kidung kematian,
rintih dan tangis rakyat jelata
meratap di bawah panji - panji demokrasi 
yang mati di tikam sumpah suci pemimpin negeri

wahai anak negeri,
inilah negeriku, inilah negeri kita 
kabut hitam masih tebal, menutupi negeri ini
akankah kita biarkan untuk generasi nanti?



Inilah negeriku, inilah negeri kita
jangan biarkan angkara tetap merajalela
jangan biarkan dengki, dendam tumbuh subur
agar tak terdengar kidung kematian karena pengingkaran sumpah suci



negeri ini tempat kita berpijak
dilumuri darah para pejuang
negeri ini tempat kita menanam padi
hela nafas menghirup udara

untukmu para pemimpin negeri
yang mengemban amanat suci
jangan biarkan anak cucumu 
menangis darah berkeringat nanah




Abdie,2010

Kemana Sajak Pergi

sajak mencari makna
temukan duri mengiris hati
patahkan asa sambungkan rasa
bangunkan nurani baringkan tirani

ketika sajak berpijak
ia melenggang tanpa beban
hapus puja pengiring keranda
bahagia bukan kata - kata


datang ke dalam tema
lalu pergi membawa cerita
berlayar hingga muara
sajak berjejak sampai pusara 


Abdie,08072011




Bukan Sajak

sidekap,
cermin sikap
semua terungkap
cermin mejadi gelap

berenang
cumbu karang 
akrab gelombang
tenggelam di laut pasang

belajar,
membuat pilar
meradang lalu buyar
melaut tanpa layar

fatamorgana,
skrip pengelana
mengubah tema
menjadi nyata

skenario tanpa akhir
kicaunya semakin berlendir
ungkap tabir berbuah cibir
lunglai langkah nikmati getir

mencari cinta belah nirwana
kasih tak sampai di beranda
duduk membisu ratap memuja
terbuka mata melihat fana

cinta ada di sana
dalam aksara-aksara fana
di bawah lentera cakrawala
dalam jerit para duafa


Abdie,07072011