Ae. R


Jumat, 08 Juli 2011

Sajak yang Sia-sia

makna hidup dalam selembar sajak
begitu kuat memikat mata terbelalak
tinggi bukit pun di bawah telapak
sayang, telinga hilang saat tetangga teriak

anak bungsunya sedang sekarat
menahan lapar yg teramat sangat
di tambah borok kaki kian menyengat
saat di kerumini ratusan lalat

tua renta tergeletak tanpa lihat
tak mampu baca kalimat-kalimat
berharap tangan-tangan penyelamat
namun, kasih sayang tetap hanya tersirat

dalam kalimat sajak
tetap tak pernah beranjak
larik indahnya tiada jejak
meski jerit kian menyeruak

Abdie,2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar