Ae. R


Selasa, 21 Juni 2011

Saksi Kuring

saksi kuring gunung manglayang
saksi kuring cai nu ngocor di pancuran
saksi kuring taneuh titincakan jajalaneun
saksi kuring angin anu nebak dangdaunan
saksi kuring langit sore ieu anu ngaiuhan
saksi kuring panon poe sok sanajan mega halangan

nyaluuh neda pituduh
nyembah  neda pangampura
nyorang lampah anu katukang
nyeiun codeka jeung kasalahan

kiwari wancina eling
bari mapag mangsa peuting
lampah beurang jadi pepeling

sangkan taya deui karaguan
ngalakon hirup di alam dunya
ngajalankeun papasten tinu kawasa
kawasa hirup jeung sagalana
huripna kuring hirup Anjeun
hirup Anjeun huripna kuring


Abdie, 21032011

Dinten Salasa

dinten harita urang patepang
teu nyangka bakal janten emutan
mekar katresna tina rasa
nyambuangna mawa  kanyaah

kiwari urang pa anggang
dinten harita tinggal kalangkang
kasono, kanyaah, kaheman, kacinta mangsa harita
jadi carita ngeusi lamunan urang duaan


Abdie,22032011

Tanah Ini milik Pemerintah

jarah menjarah, siapa di jarah
dari bibir keluar nanah
saat hati dijarah
membuatku muntah darah
merah putih jadi merah - merah
Aku, merah,,
pemerintah pun merah
siang ini gedung rakyat me merah
aturan hukum, kebijakan pun merah
jalanan menjadi merah
hutanku juga merah
sawah pinggir rumahku berubah jadi merah
air kali pun merah
negri yang merah tanah merahnya di jarah si merah
tunggu sj merah di jarah tanah merah
merah,,,merah,,,merah
merahku bukan merahmu
suite room kita sama
berdinding tanah merah,,,,


Abdie,15032011

Saat Kecewa

jika datang saat kecewa karena kau di sakiti
kamu boleh cucurkan air matamu
namun tetaplah buka hatimu
karena kamu sedang disayangi

jika datang saat kecewa karena kau telah menyakiti
tutuplah matamu, atur nafasmu
hening dan terdiamlah sejenak
masuki hatimu, tanyalah dia
kamu sedang belajar menyayangi

rasakanlah damai dalam heningmu
saat kecewa itu datang, biarkan jiwamu berbicara
mualilah belajar, atas nama pencipta
semua tidak ada yg sia- sia

kelak kamu akan rasakan, sakit yang kamu terima 
berubah jadi sayang yang tak pernah kau bayangkan
kesakitan yang kau berikan, menjadi kasih sayangmu
yang selama hidupmu terlupakan untuk di limpahkan....





Abdie,12052010

PEMBUKAAN UUD 1945

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sebaris Kalam

Lihatlah,
Api unggun di taman para pencinta,
Beri mereka hangat, semangat  membaca sajak
Lantunkan sair cinta, mencari cinta, berbagi cinta
Senyum para perindu, mencari rindu, berbagi rindu
berkumpul menjadi satu, membakar dengki ke dalam api
Jika saja api tdk rahasiakan sejuknya,,,
Dengki pun tak akan mereka bakar,,,

Sementara para penyamun embun, sedang berpantun
Hakikat dengki yang terbakar, di atas mimbar,,
Suaranya menjadi bara, membakar nusantara, bahkan dunia
telunjuk pun menjadi batu, lempari setiap taman para pencinta
embun pun menjadi nyala, merah halaman taman
jika saja mentari tdk rahasiakan panasnya embun ,,
bersama para pencinta,  kunikmati api setiap pagi,,,

saat akal penyamun embun berkata, api itu panas
Para pencinta berkata aku tenang bersamanya
Penyamun berucap kitab embunku menyejukkan
Para pencinta berkata setelah ku pahami rahasianya
Penyamun berteriak embunku adalah firman
Pencinta berucap apiku juga kalam, seperti halnya aku dan kamu
Hanya sebaris kalam, berasal dari alam,



Abdie,21032011

Angin Parahyangan

semilir,
mewangi angin parahyangan
mengusap wajah,
halus menembus ubun-ubun

wangi angin kahyangan
berbisik seraya berpesan
pada jiwa yg terasingkan
menanti senja petang di balik awan

wangi angin kahyangan
menuju gunung lantunkan kidung
meresap ke dalam relung
lirih jiwa memuja maha agung

wangi angin kahyangan
sangga buana, raksa pandita
raksa jagat demi sesama
amanah masing kuasa


Abdie,26032011

Hareupeun Enteung

ngajanteng hareupeun eunteung
sakabeh urat sinurat kajeueung
sagala nu karandapan jadi katineung
matak tibelat mawa keueung

ngalangkang mangsa katukang
mapay lamping nyorang jungkrang
angen- angen anu kumalayang
nuturkeun sagala kahayang

Jiwa di kungkung rasa kaduhung
lantaran lampah anu kasarung
raga ieu anu adigung
ngarasa hirup linuhung

duh, eunteung bejakeun kuring keueung
duh, eunteung bejakeun kuring hariwang
duh, eunteung kasaha kuring nyalindung


Abdie, 26032011

Melati Giri Bangun

Harum,
mewangi melati
mekar di taman pertiwi
bersemayam di hati

bangun dari mati
menghadap demi tepati janji
amanah pewaris negri

harummu amanah mentari


Abdie, Karang Anyar 23062009

Aku Tak Paham

aku tak paham
memahami Mu, namun hanya diam
tak beranjak saat tetangga berteriak kelaparan
membiarkan mereka sekarat di tengah perdebatan,
adu gengsi sebuah kebodohan dari pengetahuan Mu
aku mengkhianati Mu

aku tak paham,
memahami Mu, namun hanya terpaku
berlalu saat melihat bocah tidur berbantal batu
setengah badannya tak berbaju
pantaskah aku mengatakan mencintai Mu!
aku tak tau malu

aku tak paham,
memahami Mu, malah merasa lebih tahu
paling bijaksana diantara tetanggaku
benarku yg samar melebihi kebenaran Mu
aku mendustakan MU

aku tak paham
jadikan saja aku abu
tempat menabur benih kebaikan
biarkan semua merasakan
nyata sebuah kasih sayang

meski aku bukan kaum yg miliki pengetahuan memahami MU
jadikanlah kasih sayang itu nyata perbuatanku
bukan hanya memperindah bacaan dalam buku
aku malu dustakan ilmu Mu
menumpuk makna hanya dlm benakku

itu,
nyata kasih sayang MU


Abdie, 290311

Flamboyan Sisi Wahangan

Hujan poyan mangsa harita
Mamanis ngahias girimis
Mangsa flamboyan ngagupayan
Bangun nu ngajak cumarita

Ngaguar carita nu baheula
Anu kacipta tina lalampahan
Mangsana langit angkeub
Samagaha moekkan hate

flamboyan anu kahujanan
ngajadi saksi,
reumbayna cimata
reumbayna pangharepan


Abdie, 09072010

Lara Sang Peri

rimba rimba lukis luka
kusut rambut raja kera
sesak nafas rongga belantara
sungai mengalir bisa

gagak mencari tutup kepala
raja ular curi mahkota

rimba membara,
harimau lelang kitab pusaka
pada ular di kolong meja

peri cinta melara,
membisu di kursi roda


Abdie, Gunung Lawu 12072006

Lembah Sunyi

jangan berjingkrak di depanku
menari saja bersamaku
sejenak jangan beranjak dulu
dengarkan!
.......
bahkan ibu jarimu, tak perlu tahu!
pahami!
.......
tak perlu kau tulis, ingat sj dl benakmu!
berbuatlah!
.......
aku dan kamu!



Abdie, 28102008

Kaca Rengganaku

tak perlu bingung saat memandang kaca
akui atau ingkari itu tetap saja kita
tak perlu tersinggung jika tidak merasa
pecahkan saja agar kaca tak bicara

jika memang cinta bangsa
berbuat sj sesuatu yang nyata
tdk seperti bayang dalam kaca
semata dustakan rasa

hentikan saja merenung jika berakhir bingung
lakukan saja sesuatu agar pertiwi ini kembali berdengung
atau hentikan sj melantunkan kidung
jka esok pertiwi masih terpasung

hentikan sj memuji yg maha agung
jika esok anak pertiwi tak bisa lantunkan kidung
dan melihat mereka tetap terkurung
di penjara kata para pengagung

"balada tukang beca dan penghuni klng jembatan"


Abdie, Jakarta 13102006

Salam Canda Di Gerbong Kereta

tak perlu bingung saat memandang kaca
akui atau ingkari itu tetap saja kita
tak perlu tersinggung jika tidak merasa
itung- itung simak berita di layar kaca

hentikan sj merenung jk berakhir bingung mencari pencipta
jika memang cinta bangsa, dan mencintai yg maha kuasa
berbuat saja sesuatu yang nyata atas nama dia,
tak perlu sebesar apa, atas nama rela tanpa balas jasa sj sngt berharga
meski hanya memberi makan tukang beca, atau anak ini! penghuni gerbong kereta
yang saat kutanya, tak tahu lagu INDONESIA RAYA, sungguh negri asing bagi mereka
bisa juga memungut satu buah paku di jalan raya, agr anak anak tak terluka
bisa sangat berguna, daripada dustakan kata, sifat pemelihara sang pencipta
yang terus menerus kita baca
buktikan sj kita sbg warga Negara, tunduk kepada aturan hukum dan maha kuasa
buktikan sj kita orang biasa yang terbiasa dengan kebaikan menghiasi semesta

agar anak kita terhindar bahaya
setelah gurunya di sekolah ajarkan bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia juga IPA
kita ajarkan juga mereka menyambut sang surya, ingatkan bahwa ini negara REPUBLIK INDONESIA,
idiologinya PANCASILA, bukan agama. Lengkap dgn lima dasarnya yg sarat makna
pemahaman hidup berkebangsaan sebuah Negara
bukan coretan dinding belaka menghiasi ruangan kepala negara

jangan biarkan juga ia salah mengeja
tentang semboyan BHINNEKA TUNGGAL IKA yang mempersatukan nusantara
dari segala bentuk dan SARA yg berbeda
ingatkan pula, tak perlu ragu memahami Tuhan meski beda cara
jangan jadikan perbedaan cara, sbg alasan membenci sesama
siapapun mereka tetap sama, hiduplah berdampingan dgn mereka
sebgai wujud kebesaran suatu bangsa, bukankah cinta kasih itu ajaran kitab suci kita!?
krn pencipta tetaplah pencipta bukan reka cipta kita, namun kasihnya harus menjadi nyata

beritahukan pula, tentang warna bendera
MERAH PUTIH itu lambang negara
berkibar di langit nusantara mempersatukan segala warna
beradab dan berbudaya, tertancap di atas tanah pusaka
warisan dan amanah leluhur kita semua
yang ditebus dgn darah, nanah dan nyawa mereka

jgn lupa pula sekedar berdo'a untuk anak kita,
semoga kamu! anakku, beradab seperti manusia
sikap adilmu adalah amanah yg kuasa
berbuatlah untuk bangsa, sesuai yg kau bisa

bagusnya kita pakai celana, juga kenakan kacamata
biar kelihatan gaya di depan anak kita juga tukang beca
agar di cintai dan di kenal juga oleh pengguna jalan raya, dan penghuni gerbong kereta
biarkan saja mereka pikir kita cinta bangsa, mengabdi pada yg esa
padahal!!!!

tanyakan saja pada pembawa berita di layar kaca
akui atau ingkari tetap saja rahasia kita.
maaf anakku bapa memang bapa yg durhaka
hahahaha......


Abdie, Bandung-->DIY 28102009

Balada Barudak Vesva

sakabeh dulur urang Indonesia
pajarkeun teh cinta bangsa
gening kalah silih musuhan ka sasama
ngadon ngotoran jalan raya

tingali vesva aing! butut oge tara codeka
sasama di anggap baraya
euweuh batas jang hirup tengtrem jeung maranehna
cenah eta sok mawa runtah, lain maksud rek ngabala

ukur ngingetan ka baraya, urang ulah siga eta
sok sanajan pake caludih, hate aing tetep berseka
teu ridho ningali Indonesia bala ku runtah jeung sajabana
lantaran aing euweuh kawasa, kapaksa ngalalana di jalan raya

teu paduli batur ngomong naon, nu penting suka
jeung teu boga niat rek aniaya
sabab jalan raya ngajarkeun aing ngahargaan hirup sarerea
sabab eta amanah nagri merdeka, tengtrem salawasna

'keur aranjeun lur bardk vesva dimana wae ayana'



Abdie,02042011

Do'a Itu Menyiksaku

kenang siang dipeluk senja
ramah senyum malam menyapa
mentari berganti busana
meraksa semesta dalam gulita

lantunkan kidung sembah dewata
temani bocah penggembala
telusuri lorong goa
yang terbalut dinding nista

raja diraja jadi berita
maharaja pun tertawa
tetap asik bermain halma
tak hiraukan berjuta do’a

lirih jiwa kala senja
tak perlu bertapa menutup mata
biarkan rasa berbicara
tentang apa dan kemana


abdie, 21062010

Mengenang Si Burung Merak

demi kemerdekaan
nyawapun rela dikorbankan
daripada hidup dalam penjajahan
tak ada kasih dan keadilan

Aku membaca kisah pujangga
Namanya sempat guncang nusantara
Dengan sajak ia menikam jantung penguasa
Meneriakkan airmata dari perut jelata

Meski akhirya ia di penjara
Krn pada waktu itu tak boleh bersuara
Kebebasan hanya milik penghuni istana
Namun tetap sj semangatnva kian membara

konon, katanya ia mendekam di balik jeruji
hanya demi perbaikan gizi
supaya puisinya makin menjadi
istimewa untuk penguasa negri

Dengan tajamnya pisau mata hati
Ia mampu patahkan jeruji
Dengan puisi ia menanam melati
Di atas tanah pertiwi


Abdie, 08042011