Ae. R


Senin, 13 Februari 2012

Rindu

malam sepi,
dingin membatu
sajak menepi luka
tambatkan kelam di bibir pagi

angin membawa rupa
menepi suara terbungkam desir
tak ada derai kata memanggil
hanya rindu menggenggam kekal


Abdie, 2012

Begitu Nyata

begitu nyata,
datang dan pergi bersama
siang malam pun suka dan duka

begitu nyata,
abnormalitas moral abaikan sesama
dan mulut - mulut berbisa kuasa
mengkarantina nilai -nilai PANCASILA

Begitu nyata,
kisahmu INDONESIA


Abdie,2012

Tak Ada Batas Akhir

tiada batas,
bersama waktu setubuhi sunyi
sajak larut dalam desah nafas
jadi senandung sunyi mengeja aksara

tiada akhir,
cinta kan terus mengalir
meski tiap nafas tinggalkan sajak
pada tubuh- tubuh mati


Abdie, 2012

Sajak Berserak

duhai tenang malam
pemilik syair - syair abadi
biarkan aku memunguti 
sajak - sajak yang berserak
tuk padamkan bara
tuk sekedar mengenal rupa jiwa
yang terdampar di padang fana
tanpa tahu arah dan makna
hanya berserak rasakan
menanggung segala nista raga


Abdie,2012

Pada Lipatan Senja

menyulam kata,
yang terberai pada lipatan senja
kalam kabut menyibak misteri maya
senja bersyair serupa sabda

bersalam wana diantara rasa
bertaut kasih pada tiap kelopak
seperti matahari yang tak pernah tidur
dalam gulungan awan berarak

pun semilir ikut hadir
mengusap rona pipi yang samar
oleh air mata dan riang tawa
yang teruntai dalam temali cerita

kalam hamba saduran senja
meminang musafir di puncak makna
wanarasa mengeja bahagia
di samudera dan belantara

hadir cinta,
biarkan membuka mata
meski kadang serupa penjara
dua rasa pada lipatan senja


Abdie, 2012