anakku!
untuk sebuah itikad
dalam sehembus nafas
tak ada hari kiamat
meski pagi esok atau detik ini
rumah duka itu adalah sebentuk jasadmu
hanya tapak kaki, pembeda jejak
baik buruk ceritamu atau pengulangan masa lalu
yang kau tinggalkan
ingatlah!
kini bukan lagi zaman nabi
atau perjalanan heroiknya para wali
yang mencipta tafsir-tafsir mimpi dalam sunyi
demi hakiki nyata damai yang abadi
lihatlah!
jejak sebaris riwayat
yang dulu terkubur sekarang berucap
bahkan lantang teriak di kemilaunya mimbar zaman
mengumbar asma menuntun hasrat di jalanan
tuhanpun jadi penegas halalkan kedengkian
merasa jatidiri adalah kesempurnaan
anakku!
jika tafsir-tafsir masalalu membuat ragu
temukan saja dirimu di balik baju rajutan ibumu
yang sedari dulu hangat kasih dan sayangnya,
tak pernah terhenti di detak waktu
mendekap jasad-jasad kaku
nabi, wali, fir'aun bahkan jasad dirimu
yang menjadi cermin retak tiap lelaku
jadi lukisan hidup dalam amanah sehembus nafas
yang takkan pernah beku
Ae,2010
Ae. R
Minggu, 14 Oktober 2012
Untukmu
lelah ini
memang kurasakan
namun bukan hambatan
meski harus beribu atau berjuta kali
kutelusuri taman sajak ini
untuk menemukanmu
untukmu!
bukan puisi bertema kangen
yang terpendam dalam angan
bercerita tentang rindu akan dirimu
memang kurasakan
namun bukan hambatan
meski harus beribu atau berjuta kali
kutelusuri taman sajak ini
untuk menemukanmu
untukmu!
bukan puisi bertema kangen
yang terpendam dalam angan
bercerita tentang rindu akan dirimu
kubiarkan cinta bicara
agar tak ada lagi ungkapan atau bait do'a
namun nyata hidup yang diriku abdikan
untuk hidupmu!
Abdie,2012
agar tak ada lagi ungkapan atau bait do'a
namun nyata hidup yang diriku abdikan
untuk hidupmu!
Abdie,2012
Pusara Tubuh Kita
Sayang!
senafas senja kita bicara
selepas dahaga meneguk cinta
dalam apa yang kita rasa
akankah jadi cerita sia-sia sebuah pusara!?
bukan tidak mungkin hidup kita sama
dalam alur cerita yang berbeda
mata mana yang terjaga,
kiri kanan sama saja
Sayang!
sorga atau neraka
tak perlu jadi pilihan sebuah pandangan
kita rasakan saja cinta atau amarah yang berbicara
dalam pusara tubuh kita
Abdie,101012
senafas senja kita bicara
selepas dahaga meneguk cinta
dalam apa yang kita rasa
akankah jadi cerita sia-sia sebuah pusara!?
bukan tidak mungkin hidup kita sama
dalam alur cerita yang berbeda
mata mana yang terjaga,
kiri kanan sama saja
Sayang!
sorga atau neraka
tak perlu jadi pilihan sebuah pandangan
kita rasakan saja cinta atau amarah yang berbicara
dalam pusara tubuh kita
Abdie,101012
Langganan:
Postingan (Atom)