Ae. R


Rabu, 17 Agustus 2011

Sajak Gusar

selasar merangkai gusar
kisah usia mendayung sampan jejak
 menyibak kalam di kibar layar
berlayar di lautan yang membingungkan

mencari pusaran empat penjuru
airmata bahagia dan duka mencipta samudera 

tawarkan segala rasa
sajak gusar terus berlayar

jelajahi celah karang tujuan pulang
sajak gusar melepas jangkar di samudera hening


Abdie, Pangandaran 2010








Sajak Gunung

duhai maut
kusulam kalut
menyibak kabut
sebelum nyawaku kau cabut

nyanyian lemah
jiwa yang gundah
dari balik tirai gelisah
adalah syair tangan tengadah

duhai maut,
nyanyian jiwa raga yang gersang
takkan sanggup menghapus jejak syair
fakirnya kekal meski nafasnya kau hentikan

duhai maut,
pemilik nafas
dalam sajak kuserahkan
segala kalut dan kabut gundah


sajak gunung
adalah dendang rasa
syair fakir di sisa nafas
sesaji usang raga yang gersang



Abdie, G Manglayang2010

Kursi Kayu

kursi kayu saksi bisu
ketika malu-malu mencumbu
membaca usia di putaran waktu
di penuhi cemburu yang membatu

sepi menjadi hutan suci
tempat berkelana raja nista
seberangi hari memutar mimpi
atas nama cinta menebar bara

mimpi memutar detik
mengubah warna peluh
kekal menjadi kerikil hari
menyepuh nama dikulit zaman

api cemburu,
membakar dahan hanguskan ranting
kursi kayu mencipta sajak abu
seberangi sunyi hutan suci


Abdie, 09072011

Titik Awal

berkelana,
di petak kering
dendangkan sajak ilalang
yang meranggas menanti hujan

mengenang,
kemaraunya rasa masa lalu
pada petak-petak kehidupan
menjadi kalimat keramat penyesalan

kelana rasa mengenang masa lalu
menjadi kekuatan baru perenungan
pada petak kering catatan kehidupan
temukan titik awal perjalanan


Abdie, 2010

17-08-2011

Sejenak merenungkan
Kesakitan-kesakitan masa lalu
Yang lantang serukan kemerdekaan
Azasi manusia terbebas dari penjajahan

Detik ini,
Tidak sama dengan 66 tahun yang lalu
Seruan kemerdekaan hanyalah ceremonial hampa
Sebab azasi manusia itu kini dijajah kekuasaan

Kembali berpikir
Kisah masa lalu dan detik ini
Aku seperti memiliki hidup baru
Ketika kesakitan masa lalu
Berbuah pengingkaran saat ini
Menjadi kekuatan baru untukku

Tak perlu menghujat catatan saat ini
Untuk mengobati sakit di masa lalu
Darah dalam lembaran kisah sejarahnya
Kujadikan cermin menyambut samar wajah masa depan
Meski akhirnya jasad ini terkapar di slogan kemerdekaan
Tetapi arwahku terbebas dari penjajahan kedengkian


Abdie,17082011

Kehadiran Dirimu

Hadirmu,
Membuka kembali mataku
Setelah sekian lama
Pandangan ini lupakan embun

Dirimu,
Serupa warna
Pelangi anugerah semesta
Menghiasi kanvas hitamku

Kehadiran dirimu,
Saat ku mengeja diri di wajah pagi

Menjadi embun
Sirnakan dahaga jiwa
Menjadi warna baru kehidupan
Mewarnai kanvas hidupku


Abdie,17082011
Kamu


Adalah pemahaman
 cinta dan luka
Adalah luka yang menganga
dari keyakinan yang kujaga

Adalah kekuatan
luka yang merindukan cinta
ia bangkit dan tulus mencintai rindunya

Kamu!
Adalah simpul yang mengikat
pemahaman dan kekuatan
menyatukan perjanjian dua keyakinan


Abdie, 16082011