Ae. R


Jumat, 12 Agustus 2011

Kasak Kusuk

ribut berebut nasi busuk
di atas panggung adegan di gelar
seruak angkara ramaikan opera
pada degup jantung
tersimpan ribuan amunisi
siap menembak penghalang skenario
kasak kusuk tikus menebar busuk
tanpa sempat cicipi nasi
panggung opera berakhir tragis
kawan menikam dari belakang
kasak kusuk tikus membeli undang-undang
atas nama skenario sakit hati
ia bernyanyi bagaikan burung beo
muntahkan amunisi
mambantai kawan yang memusuhinya


Abdie,2011

Kisah Malam

resah
mendesah semilir 
berjingkat binal nafsu
remukkan tulang zaman
pada malam pembaptisan
kisah malam mengurai
nyanyian semilir
yang resah menantikan
sunyi


Abdie,2006
Aksara kita

jingga itu hiasi senja
selaput rasa membentang kenang
langkah - langkah menuju pintu penghisaban
memasuki gerbang aksara
pada tubuh bertuliskan sejuta keluh
kalam diri mengungkap arti
ketika kehidupan berjalan menuju kematian
penghakiman itu adalah 
nyata perbuatan aksara kita


Abdie,2011


Muara Rindu

rekah bibir memadu senyum
bertaut janji di latar sunyi
pada malam hari kelima
ikrar kata saling setia
janji kita menjadi perahu
 yang berlayar di samudera cinta
aku dan kamu 
mendayung menuju muara 
latar sunyi tak lagi sepi
saat layar kesetiaan di kibarkan
labuhkan perahu kita di muara rindu
 muara kita memadu cinta


Abdie, Bandung 2011

Tembang Belalang 2

muara mengering
kemarau memanggang
dari semak dan ilalang kering
terdengar tangisan anak belalang
seperti kidung bocah petualang

terdampar di padang gersang
tanpa ibu berikan kasih sayang
matahari meninggi membentang tulisan
terangnya membuka pandang
anak belalang tak lagi kesepian


Abdie, 2008




Pintu Silsilah

mencintai sorga
mengenang tanah kelahiran
dimana wujud tercipta 
dari sebuah perkawinan


membuka pintu rahim
silsilah kehadiran dan kepergian
merentang cinta sebelum telentang 
di dalam lahat kenangan





Abdie,2006