Ae. R


Selasa, 06 September 2011

Katineung Kuring


najan simpe
bulan tetep nyaangan
di baturan ku kiceupna bentang
nu baranang ngahias lalangit peuting

rundayan kateineung 
nu teu bisa di papalerkeun
lalakon nu kungsi karandapan
ucang angge dina kongkolak

kiwari tinggal waasna
mangsa carita ngaguar lumaku
ukur bulan nu nyaksian
lalakon hirup kuring katukang

nu jadi katineung
hamo di sampeur deui
kiwari wancina tobat sumujud kanu suci
panceg diri nganti nu pasti nyatana pati


Abdie,2011

Sajak Sekarat


tak kuasa beranjak 
apalagi berlalu pergi
lupakan noda yang mengalir
diantara denyut nadi

tanpa pewarna
bimbang menjadi terang
penuhi janji seruan sumpah
kulantunkan senandung rindu

pada semilir kutitip syair
suara hati catatan diri
sebelum tubuh ini berlalu
menjadi sajak sekarat, di dalam gelap


Abdie,06092011

Mustika Garuda 2


diantara persimpangan
berdiri tiang keyakinan
kiri dan kanan menguji haluan
senandung langit atau tafsiran
dijadikan tuntunan

aku tak mau berdiri diantara mantra
yang membuat langit dan bumi berduka
dalam syair sufi atau kidung para petapa
yang memuja diri atas namakan pencipta

salahkan setan tutupi kepalsuan
pecundang kitab lantang teriak keadilan
asik menjilat pantat pemerkosa demokrasi
dalam riuh pestapora politisi negeri

siapa yang menyiram
sisa nafas bayangan malam
dalam bentuk bunga yang menawan
busung dada merasa diri negarawan

bibit kata tak bertunas
mustika garuda redup di telan mantra
atas nama agama halalkan segala cara
stabilitas negara seolah ada di tangan pemegang kitab

warisan budaya penanda kebesaran
dianggap sesat atas nama seruan tak se iman
barisan tradisi yang menghiasi halaman muka
atasnamakan tuhan perbedaannya di paksa sama

lima ayat mustika garuda
membuatku tak peduli lagi kiri dan kanan
sebab yang kulihat hanyalah kabut hitam
diantara persimpangan dalam kibar berdera laskar


Abdie,06092011