senja tak tinggalkan pesan
hanya mata melihat matamata
tumpuk dusta serupa bukit
pujangga, penjaja kata atau cendekia
tokoh agama, atau penguasa negara
rumus kata sejuta kalimat tuan jagonya
tuan hafal di luar kepala
sayang, bahasa tuan untuk sendiri
kami tetap tak mengerti
seperti cendekia, gudangnya kata bijak
tuan sangat pandai berkilah
jeli melihat setiap celah
mirip khalifah dakwah tanpa tuah
berkata tentang nikmat sorga dan api neraka
seolah tuan pernah kesana
bercerita tentang nabi dan manusia
seolah tuan akrab dengan mereka yg mulia
sedangkan disini di atas tanah ini, kaki kami
tak mengenal kata bijak,pun kalimat mulia tuan
hanya akrab dengan bahasa biasa biasa
tuan bilang menyayangi kami
'sahabat lumpur dan comberan'
yg tak paham kata bijak, dan makna dakwah
hanya menulis kalimat lumpur dan duri
tinta pun hanya comberan
tembang dan dendang tuan tak mnggugah rasa
suara merdu tuan tak mengetuk hati kami
perlu tuan ketahui,
bahasa biasabiasa kami mengajarkan tentang diri
comberan mengajarkan kami tdk membenci
lumpur menyuruh kami berbagi
duri mengingatkan kami untuk tidak melukai
tuan bijak dan mulia
mata kami tidak buta
tuan arif dan bijaksana
mata kami melihat dusta
hai tuan!
lihat! embun menuju ujung daun
hai tuan!
aku tidak peduli tuan siapa
abdie,09042011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar