hatimu,
menghunus sebilah pedang
tak ada luka saat membelah karang
karena pedangmu bukan tuk memulai perang
takan memenuhi pertiwi ini dengan jutaan belulang
pedangmu,
mengajarkan dendam menjadi kasih sayang
mengubur sejuta dengki tempat sembahyang
membelah kitab agar tak menjelma batu tuk saling serang
dan kehidupan berketuhanan bukan lagi bayang bayang
dikepalamu,
kitab kitab menari tanpa irama
berubah jadi senjata pemusnah paling sempurna
inikah yang disebut perjuangan mulia
menghakimi mereka yg hidupnya sudah teraniaya
kembang itu,
saat di taburkan menjelma petaka
lihat sj bunga fatwamu,kesuburannya
binasakan BHINNEKA TUNGGAL IKA
menambah panjang daftar korban atasnama SARA
aku sangsi majelis yang kau anggap mulia
tak kulihat pedang apalagi kembang di sana
aku ragu kalian mengenal PANCASILA
sementara dijalanan tetap terjadi perang saudara
abdie,19042011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar