Ae. R


Kamis, 16 Juni 2011

Tumbal

me merah pertiwi
dalam lembaran orasi
membuncah darah anak negeri
peluru tajam membungkam suara suara nurani

membisu bersama mimpi,
lelap dalam gelapnya bumi
luka menganga bunda pertiwi
jadi catatan sejarah reformasi

seruan puji iringi peti mati
air mata membasah di pipi
sholawat pelayat antar kamu tepati janji
liang lahat menyambutmu memasuki sunyi

wahai, pahlawan reformasi
kau ku kenang untuk ku lupakan
seperti kakek buyutku doeloe
yang mati merebut kemerdekaan 

kupijak tanahnya, lupa nisannya
kumakan berasnya lupa sawahnya
kunyanyikan lagunya lupa penciptanya
kunikmati pelangi lupa langitnya

kau dan kakek buyutku
tumbal  tumbal sejarah
tanpa nisan di kepala



abdie,Jakarta 1999

Tidak ada komentar:

Posting Komentar