Ae. R


Senin, 11 Juli 2011

Galau Debu

memecah resah
malam menelan kelam
mabuk di persimpangan jalan


melayang menuju awang-awang
tersadar tubuh di dalam jurang
dingin menusuk tembus jeruji hati


terpuruk di dalam ruang
hanya kecoa yang ku kenang
menemani tidurku setiap malam


udara bercampur pesing
embun pagi tak lagi bening
hangat mentari terhalang dinding


lusuh ratap mengharap 
masih terbuka pintu tuk bertobat
sebelum mata ini tak lagi melihat


Tuhan!
kurelakan mata ini menjadi buta
agar tak kulihat lagi senyum manis racun itu
namun izinkanlah rasa ini terbuka
memandang indah matahariMu




Abdie,1997





Tidak ada komentar:

Posting Komentar