menyunting purnama
remang bias merah sabitnya
mencatat ashma sejuta cinta
ketika senja melepas dahaga
sebuah catatan semesta
tentang kebenaran yang semakin samar
serupa bayangan tubuh di bawah terik matahari
tak bisa dipeluk tuk sirnakan dahaga anak bangsa
keadilan seperti hantu
bisa di sebut tak bisa diraba apalagi dirasa
hanya bulu kuduk yang memberi tanda
ketika ketakutan menghantui kesadaran
catatan panjang membuka mata
gaun malam dan tarian anak bangsa
seperti tersesat di panggung sandiwara
mencari bayang gema cinta semesta
merah sabit merupa wajah
wajah pintar memoles rupa
bersolek diantara gaun malam
memikat pendar remang lentera
bedak harkat polesan pangkat
menutupi hak suci anak negeri
samar kebenaran dan keadilan
tentukan kematian di ujung sabit
Abdie,22082011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar