kopimu manis,
nikmat saat ku teguk
uap sahaja yang kurasakan
sempat membuatku terlena
mulutmu pahit
ketika ku teguk ramuan kata
bukan uap sahaja yang kurasakan
namun bara yang menyulut kebencian
nikmat kopi yang kau suguhkan
terasa hambar dalam paparan kalam
bicaramu serupa lidah api nyalakan permusuhan
ketika keyakinan menjadi alasan pembenaran
Abdie,20082011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar