Ae. R


Rabu, 26 September 2012

Sebuah Risalah

menguak risalah
muasal wujud sajak indah
yang berserak di taman sejarah
terbaring setubuhi tanah

dalam kenang,
hening yang tak lagi hikmah
INDONESIA adalah sajak indah
yang kau tebus dengan darah

kini nyaris tanpa identitas
seperti asing di hati anak negeri
terlupakan oleh meriahnya pesta adu kuasa
hingga darah tumpah itu kini adalah perang saudara

pahlawan,
kau ku kenang untuk dilupakan
hingga nisanmu nanti menjadi batu tanpa makna
sebuah pertanda yang asing bagi generasi mendatang



Abdie,2012

Masih Tentangmu

laksana samudera
setapak jejak tanpa syarat
memakna nyata adanya hidup
dan kini, bukan lagi nalar
segudang kata tentang cinta
atau hakikat malam tentang tuhan

kamu!
wujud cinta
dan kasih tuhan untukku


Abdie,2012

Kamu Cintaku

kau bukan sekedar
makna bersyarat kata-kata
atau isarat atasnama bahasa jiwa

nafasmu!
hidupkan rinduku menujumu
tiada ragu ikuti bahasa qalbu
yang memanduku tuk menemu rupamu
sekujur wujud cintaku

Abdie,2012

Temali Kita

temali kita kata- kata
mengikat janji ikrarkan setia
seperti kaki yang setia pada tiap langkah
meski kadang harus menempuh arah salah

ikrar kita kata hati
tak perlu dianggap jeruji
membatasi leluasa lelaku diri
biarkan saja berjalan searah matahari

dalam setiap perbedaan
di sana tersimpan keselarasan
bijak nalar bajik menggelar
agar ikatan kita tiada pudar

ini ikrar kita
ini hidup kita
temali pengikat rasa
cinta


Abdie, 2012

Duhai Semesta

begitu indah!
ketika kematian
melahirkan puisi

mengerikan sekali
ketika pemahaman keyakinan
mewujud kedengkian dalam kehidupan

hari ini polisi jadi korban
pantaskah aku bertanya
siapa lagi korban hari esok?

aku, kamu!
akankah tertawa bahagia
jika nanti anak atau cucu kita
mengatasnamakan asma-asma
menganggap suci perbuatan hina
menebar kebencian pada sesama
lalu membunuh atasnamakan tuhannya

tak ingin ku bertanya siapa lagi korban hari esok
tapi jika saja aku bisa memohon pada semesta
semoga esok tak ada lagi pertumpahan darah
atasnama perbedaan sara atau idiologi pemujaan



Abdie,2012


Duhai Matahari


sampai kapan kitab jahiliyah
menjadi benalu di qalbu-qalbu
ciptakan teror-teror berkedok ilmu
hingga syahid lantang berkumandang
di atas tanah bersimbah darah
tinggalkan nestapa dalam sejarah semesta 




Abdie,2012

Sabda Hidup

sayang!
tak ada yang istimewa
Tapi semua teramat sangat bermakna
Ketika sabda hidup menuntun kita
Menuju tempat semayamnya segala puji dan puja
Tak ada lagi hakikat do'a dan indahnya senja
Yang ada hanya kita bersama di tubuh semesta
Mewujud kebaikan tanpa rekarasa berharap sorga



Abdie,2012
Sebaitku Untukmu

liris manis sajak indahpun kalah
tak mampu menghapus
tulus senyummu
saat ku resah


Abdie,2012

Sebait Sajakku Siang Ini

radang meradang jelang siang
seperti terapi, bangkitkan denyut nadi kehidupan
rindukan rintik kasih sayang
saat gerah melanda perhelatan
antara dogma dan dilema kekuasaan
yang merenggut kesadaran kemanusiaan


Abdie,2012

Ah

seni bela diri paling menarik
antik kadang juga menggelitik
saat mulut menganga berbau intrik
bermacam aroma strategi yang juga licik

Ah, politik!
seperti pemicu dengan aliran listrik
kejutannya memacu gerak saraf motorik
terangi nalar atau membentuk sosok munafik

Ah, politik!
ah, munafik!
ah, kau memang licik
patahkan leher tanpa mencekik


Abdie,2012