Memaksa waktu bercerita
Membuka sampul suratan buana
Saat kuku-kuku tajam mencengkram
Langit - langit fatamorgana
Di cermin- cermin nyata,
Alirang sungai, dasar samudra
Belantara hingga puncak gunung
Menjadi bunyian malam, mengusik kesunyian
Dendang jalang,
Senandung samsara
Lirih terjerat perih yang menggila
Ulurkan tangan raih kejora
Ratap sekarat tenaga kerja
Jeritannya hanya sampai di beranda
Jeritannya hanya sampai di beranda
Menumpuk jadi berita sia-sia
Tak terdengar di telinga rasa
Sang raja asik mengeluh
Resah pada cibir- cibir yang tak seberapa
Padahal nyawa pemimpin itu di ujung bedil
Kapan saja dimana saja, siapkan kepala tertembus peluru
Rakus, lakon -lakon
Senyumnya berdarah
Melahap lukisan yang telah miring
Peri yang bisu di rambu -rambu
Darah kuli semakin deras
Terbuang di negri seberang
Para rakus hanya diam
Menghisap devisa- devisa kematian
Lakon-lakon samsarakan nilai
Keringkan aliran sungai-sungai
Gadaikan isi samudra dan belantara
Jaminkan nyawa ke negri tetangga
Sebab di sini,
Tak tersisa setapak lahan
Tuk sekedar melangkah
Menuai hasil negeri gemah ripah
Ini bukan samsara buana
Namun rasa yang di gadaikan
Oleh lakon - lakon tanpa dalang
Abdie,22062011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar