masih saja hening
sajikan sesaji meski garing
saat negeri ini di buat miring
membuatku berfikir sinting...
karena kecantikan hukum menjadi juling
karena lembaran rupiah keadilan berpaling
ratu adil hanya menjadi hiasan dinding
lima ayatnya mati di tangan kuasa sang maling
sementara tuhan tak terlihat,
di dalam jubah -jubah dan khotbah-khotbah
di dalam seragam - seragam amanah
hanya ambisi menyamun sumpah
budaya menjadi ritual kata
berpadu di dalam halus tutur kata pujangga
yang berperan sebagai petapa dalam opera adu kuasa
dan kian menggila dengan harga-harga
sementara, di jalanan
luka - luka kaki -kaki anak negeri
dibiarkan berjalan di atas beling
mengusung keranda cita-cita
luka kaki luka hati
caci- mencaci memaki - maki
kaki - kaki atasnamakan hati- hati
sakiti pertiwi...
kedamaianpun masih saja menjadi mimpi indah
sebab entah kapan jiwa - jiwa mewujud manusia
dan tiap jejaknya adalah firman tuhan...
Ae-Paguyuban Barudak Trotoar
Jtr, 03.03.2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar