Ae. R


Selasa, 12 Juni 2012

Kiblat Samar Negeri Tua

bencana itu bukan misteri
harga dasi yang melambung tinggi
ledakkan tabung-tabung elpiji
melalui pemicu di bawah kursi
lembaga tinggi atau tertinggi

kiblat negeri ini entah kemana
atau miring di otak sinting
adab dalam budaya dibuatnya menjadi pecahan beling
siap menyayat makna kemanusiaan
hingga PANCASILA pun dibaca terbalik
dalam retorika nafas berbau amisnya intrik
tak se jalan pasti binasa sebab paham di paksa sama
pembenaran pun membakar rumah - rumah pengabdian

pinggir kali kolong jembatan
lumut - lumut mulai membatu tak lagi lembut
siap melempar qalbu yang mulai membau
tersiram limbah keruh peradaban
anak bangsa lambang sara kehilangan bendera
tiang sumpah tak mampu lagi menyangga warna warni semesta

let's play the game like a human
meski kian tak jelas arah kiblat negeri ini
setidaknya kita pahami arah perbedaan
arah mana sama saja dalam sebuah itikad
tak harus sama dan serupa untuk bersatu
tak perlu meniru lembut semilir
kebenaran bisa saja merupa badai
maybe,

ah,kita nikmati saja segelas kopi menjelang senja
lalu bersulang atasnama warna warni cakrawala
INDONESIA

Abdie / Komunitas Trotoar,0610 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar