gurindam malam
mengenang kelam
tragedi hati
membara negeri
menjarah sejarah
bersimbah darah
orang berdasi duduk di kursi
berkhutbah tentang tatanan azasi
moral agama menelan ludah
memandang umat bermata merah
mengusung pedang di tepi jurang
teriak lantang nyatakan perang
muak memandang perbedaan
runtuh sudah pilar kesatuan
hukum kenakan seragam keadilan
ternoda jasa perjanjian kekuasaan
...
jika saja
tuhan yang berbicara
tragedi hati takkan pernah ada
dan sara bukan lagi desain panggung angkara
setelah Lampung,
seharusnya tak ada lagi
kecuali memang itu sebuah skenario teror
demi satu kepentingan....
Abdie,2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar