tak pernah beranjak
pencinta dari taman sajak
meski kitab kehilangan jejak
diambilnya daun jadikan sajak
pengganti kitab yang terinjak
deru seru marifat yang ngakak
sentuh langit lupa detik berdetak
denyut nadi yang mencari nasi dalam kotak- kotak
tak membuat hatinya bergolak
tangan di kepal, mulut berkata seperti melawak
seruannya di sangka bijak
tafsirkan cinta dalam sajak
berharap mata -mata terbelalak
terlena sebait cerita keringat diketiak
sementara ibu semakin bengkak
oleh kitab- kitab yang meledak
sisakan tulang yang berserak
debu di wajah menjadi bedak
wanita tua, merangkak
dadanya sesak
di nafas-nafas budak
tanpa busana tergeletak
tanpa detak
...
Abdie,17082008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar