saudaraku,
rumah kita porak poranda
harapanpun kehilangan selera
tuk sekedar teriak merdeka...
saudaraku,
tangan - tangan tengadah
berbaris memanggil memuja iblis
sebab tak ada lagi i'tikaf di mihrab
hingga lupa kita satu bangsa
saudaraku,
pasar kata kian menggila
ramaikan kantor-kantor majelis
kantor polisi dan rumah sakit jiwa-jiwa
seperti kuda berdebat mengusir kusir-kusir
lepaskan kendali lupa janji- janji
saudaraku,
masih adakah tersisa
tenaga dari cahaya yang redup
tuk berdiri menopang sejarah
yang hampir musnah di hantam badai
demi embun- embun yang kehilangan pagi
Abdie, 230212
Ae. R
Kamis, 23 Februari 2012
Selasa, 21 Februari 2012
Ocehan Kelas Teri
bersyair berpuisi
berfikir tanpa hati
larik sumpah dihianati
yang penting asik sendiri
bencana nurani,
melanda pujangga negeri
keruk kekayaan di alam demokrasi
dijadikan cemilan paling bergizi
sebenarnya aku muak mengatakan kata "korupsi"
sebab sudah kuanggap basi
namun apa daya inilah trend masa kini
di alam ini, di negeri ini
ini bukan puisi
hanya ocehan kelas teri
sampai jumpa dan selamat pagi!
abdie,20022012
berfikir tanpa hati
larik sumpah dihianati
yang penting asik sendiri
bencana nurani,
melanda pujangga negeri
keruk kekayaan di alam demokrasi
dijadikan cemilan paling bergizi
sebenarnya aku muak mengatakan kata "korupsi"
sebab sudah kuanggap basi
namun apa daya inilah trend masa kini
di alam ini, di negeri ini
ini bukan puisi
hanya ocehan kelas teri
sampai jumpa dan selamat pagi!
abdie,20022012
Senin, 20 Februari 2012
Seperti Apa Sekuat Apa
seperti apa,
cinta berkata
pada mata dan telinga
sekuat apa,
tangan genggam cinta
tika hampa itu wujud nyata
bukan rasa merasa
seperti apa sekuat apa
berkata menggenggam cinta
ketika langkah berpijak dusta
akankah berhenti memandang cinta
sedang ia tak pernah berpaling
memandang hidup yang diasingkan
oleh pikiran yang diagungkan
Abdie,200212
cinta berkata
pada mata dan telinga
sekuat apa,
tangan genggam cinta
tika hampa itu wujud nyata
bukan rasa merasa
seperti apa sekuat apa
berkata menggenggam cinta
ketika langkah berpijak dusta
akankah berhenti memandang cinta
sedang ia tak pernah berpaling
memandang hidup yang diasingkan
oleh pikiran yang diagungkan
Abdie,200212
Sengketa Pijakan
kopi hitam sehabis hujan
menguap di beranda maya
melarung semu kenang masa
samar-samar riwayat usia
potret renta,
berbingkai sengketa pijakan
usang di dinding zaman
tinggalkan jejak perjalanan
atas nama cinta,
lontar di tepian sunyi
berisi pesan mengajak pulang
melebur semua sengketa...
Abdie, 200212
menguap di beranda maya
melarung semu kenang masa
samar-samar riwayat usia
potret renta,
berbingkai sengketa pijakan
usang di dinding zaman
tinggalkan jejak perjalanan
atas nama cinta,
lontar di tepian sunyi
berisi pesan mengajak pulang
melebur semua sengketa...
Abdie, 200212
Minggu, 19 Februari 2012
Kamis, 16 Februari 2012
Karya Sekarat
kebenaran?
ah, hanya sajak
karangan penyair sekarat
yang terbaring di ranjang gejolak
samar...
berharap pada sunyi
tuk temukan pengertian
warna suara dan bentuk bait
di penantian akhir
abstrak...
Abdie, 2012
ah, hanya sajak
karangan penyair sekarat
yang terbaring di ranjang gejolak
samar...
berharap pada sunyi
tuk temukan pengertian
warna suara dan bentuk bait
di penantian akhir
abstrak...
Abdie, 2012
Bahasa Basi
Lihatlah!
tarian para pengagung
liar di riuh pesta adu kuasa
mengumbar syahwat di atas panggung demokrasi
ah, dasar politisi
tebar pesona mulutmu bau terasi
jabatan membuat nuranimu erosi
masih saja bahasa basimu atasnamakan hati
namun kami kau bohongi
dendang birokrat berkalung dasi
mirip audisi sinetron di televisi
saling sikut berebut posisi
padahal hari ini kami butuh sepiring nasi
logika politikmu,
meng-kremasi hak anak-anak negeri
maaf tuan dan nyonya politisi!
ini bukan suara hati, bukan pula puisi
hanya efek samping nonton acara televisi
tuan dan nyonya politisi,
ini baru suara hati di tambah emosi
bagiku kalian hanyalah tikus mati
di lumbung kami...
yang tidak merasa,
tak perlu angkat besi
senyum saja tunjukkan gigi..
Abdie, 2012
tarian para pengagung
liar di riuh pesta adu kuasa
mengumbar syahwat di atas panggung demokrasi
ah, dasar politisi
tebar pesona mulutmu bau terasi
jabatan membuat nuranimu erosi
masih saja bahasa basimu atasnamakan hati
namun kami kau bohongi
dendang birokrat berkalung dasi
mirip audisi sinetron di televisi
saling sikut berebut posisi
padahal hari ini kami butuh sepiring nasi
logika politikmu,
meng-kremasi hak anak-anak negeri
maaf tuan dan nyonya politisi!
ini bukan suara hati, bukan pula puisi
hanya efek samping nonton acara televisi
tuan dan nyonya politisi,
ini baru suara hati di tambah emosi
bagiku kalian hanyalah tikus mati
di lumbung kami...
yang tidak merasa,
tak perlu angkat besi
senyum saja tunjukkan gigi..
Abdie, 2012
Birokrat vs Rakyat
Birokrat,
jas hitam berdasi coklat
kerjanya hanya rapat, jarang keluarkan keringat
kadang menjilat (pantat) demi kenaikan pangkat
lupakan sumpah dan amanah rakyat
yang membuatnya menjadi birokrat...
Rakyat,
berbaju coklat bau keringat
sepulang demo di halaman gedung dewan terhormat
menuntut haknya yang di kebiri oknum pejabat
yang lupa amanah dan daulat...
Abdie, 2012
jas hitam berdasi coklat
kerjanya hanya rapat, jarang keluarkan keringat
kadang menjilat (pantat) demi kenaikan pangkat
lupakan sumpah dan amanah rakyat
yang membuatnya menjadi birokrat...
Rakyat,
berbaju coklat bau keringat
sepulang demo di halaman gedung dewan terhormat
menuntut haknya yang di kebiri oknum pejabat
yang lupa amanah dan daulat...
Abdie, 2012
Cerita Trotoar
penantian panjang
lembaran pengharapan
dalam sketsa resah lukisan dinding
aroma masa depan pun tak menentu
geram bocah-bocah
menerka nasib di ujung jalan
dengan bandana merah di kepala
menjadi orang asing di negeri sendiri
berbaris di trotoar
berharap matahari kirimkan badai
tuk membakar ambisi hanguskan kepalsuan
yang sembunyi di balik baju kekuasaan
Abdie, 2012
lembaran pengharapan
dalam sketsa resah lukisan dinding
aroma masa depan pun tak menentu
geram bocah-bocah
menerka nasib di ujung jalan
dengan bandana merah di kepala
menjadi orang asing di negeri sendiri
berbaris di trotoar
berharap matahari kirimkan badai
tuk membakar ambisi hanguskan kepalsuan
yang sembunyi di balik baju kekuasaan
Abdie, 2012
Siloka Sunda
nganteur lamunan mapay laratan
di jalan nu taringgul ku babatuan
hayang tepi kanu jugjugan
pangbalikan kahirupan nu sa enyana
di jalan kalah panggih jeung nyi mojang
matak hanjakal mun teu di ajak kenalan
komo ningali manehna sura seuri siga nu merean
tungtungna kuring poho kana pamadegan
memang ngeunah kacida
leuleumpangan di jalan babatuan
Abdie,2012
di jalan nu taringgul ku babatuan
hayang tepi kanu jugjugan
pangbalikan kahirupan nu sa enyana
di jalan kalah panggih jeung nyi mojang
matak hanjakal mun teu di ajak kenalan
komo ningali manehna sura seuri siga nu merean
tungtungna kuring poho kana pamadegan
memang ngeunah kacida
leuleumpangan di jalan babatuan
Abdie,2012
Politikku Politikkita
Dulu,
ia seperti peluru
desingannya mampu menembus jantung
rebahkan tubuh-tubuh, sejarahpun berdarah
Kini,
ia seperti madu
lebih manis tetapi berbau amis
mulut manis semburkan racun berbisa
akibatnya,
kelaparan di mana-mana
perseteruan paham menjadi hiburan kekerasan
perang saudara mengancam kedaulatan negara
Politikku-politikkita,
dari dulu hingga kini tetap sama
cara tepat kilat mengantar negeri ini sekarat
Abdie,2012
ia seperti peluru
desingannya mampu menembus jantung
rebahkan tubuh-tubuh, sejarahpun berdarah
Kini,
ia seperti madu
lebih manis tetapi berbau amis
mulut manis semburkan racun berbisa
akibatnya,
kelaparan di mana-mana
perseteruan paham menjadi hiburan kekerasan
perang saudara mengancam kedaulatan negara
Politikku-politikkita,
dari dulu hingga kini tetap sama
cara tepat kilat mengantar negeri ini sekarat
Abdie,2012
Doktrin-Nasi
jabatan
kekuasaan
kesewenang-wenangan
sikut kiri kanan
harga diri tergantung penawaran
asal tercapai keinginan
lalu jabat tangan tandai kesepakatan
tak peduli penumpang oleng di jalanan
dan teriak meminta keadilan...
Abdie,2012
kekuasaan
kesewenang-wenangan
sikut kiri kanan
harga diri tergantung penawaran
asal tercapai keinginan
lalu jabat tangan tandai kesepakatan
tak peduli penumpang oleng di jalanan
dan teriak meminta keadilan...
Abdie,2012
Berkacalah Anakku
Anakku!
Puisi itu kamu sendiri
Bacakan saja
Sekeras cadas jika kau mau
Tetapi ingatlah anakku,
Perbuatanmu harus selembut sutera
Tak perlu kau teriak tentang tuhan dan keyakinan
Berbuat saja dengan kesadaran penuh kasih sayang
Layaknya penghuni rimba, jalankan karma dan darma
Dalam kehidupanmu sendiri...
Tak perlu larut dalam perdebatan keimanan
jika kau ingin tahu, mengapa?
Berkacalah anakku!
Lihat! kita bukan manusia mulia...
Abdie, 2012
Puisi itu kamu sendiri
Bacakan saja
Sekeras cadas jika kau mau
Tetapi ingatlah anakku,
Perbuatanmu harus selembut sutera
Tak perlu kau teriak tentang tuhan dan keyakinan
Berbuat saja dengan kesadaran penuh kasih sayang
Layaknya penghuni rimba, jalankan karma dan darma
Dalam kehidupanmu sendiri...
Tak perlu larut dalam perdebatan keimanan
jika kau ingin tahu, mengapa?
Berkacalah anakku!
Lihat! kita bukan manusia mulia...
Abdie, 2012
Google pict |
Senin, 13 Februari 2012
Rindu
malam sepi,
dingin membatu
sajak menepi luka
tambatkan kelam di bibir pagi
angin membawa rupa
menepi suara terbungkam desir
tak ada derai kata memanggil
hanya rindu menggenggam kekal
Abdie, 2012
dingin membatu
sajak menepi luka
tambatkan kelam di bibir pagi
angin membawa rupa
menepi suara terbungkam desir
tak ada derai kata memanggil
hanya rindu menggenggam kekal
Abdie, 2012
Begitu Nyata
begitu nyata,
datang dan pergi bersama
siang malam pun suka dan duka
begitu nyata,
abnormalitas moral abaikan sesama
dan mulut - mulut berbisa kuasa
mengkarantina nilai -nilai PANCASILA
Begitu nyata,
kisahmu INDONESIA
Abdie,2012
datang dan pergi bersama
siang malam pun suka dan duka
begitu nyata,
abnormalitas moral abaikan sesama
dan mulut - mulut berbisa kuasa
mengkarantina nilai -nilai PANCASILA
Begitu nyata,
kisahmu INDONESIA
Abdie,2012
Tak Ada Batas Akhir
tiada batas,
bersama waktu setubuhi sunyi
sajak larut dalam desah nafas
jadi senandung sunyi mengeja aksara
tiada akhir,
cinta kan terus mengalir
meski tiap nafas tinggalkan sajak
pada tubuh- tubuh mati
Abdie, 2012
bersama waktu setubuhi sunyi
sajak larut dalam desah nafas
jadi senandung sunyi mengeja aksara
tiada akhir,
cinta kan terus mengalir
meski tiap nafas tinggalkan sajak
pada tubuh- tubuh mati
Abdie, 2012
Sajak Berserak
duhai tenang malam
pemilik syair - syair abadi
biarkan aku memunguti
sajak - sajak yang berserak
tuk padamkan bara
tuk sekedar mengenal rupa jiwa
yang terdampar di padang fana
tanpa tahu arah dan makna
hanya berserak rasakan
menanggung segala nista raga
Abdie,2012
Pada Lipatan Senja
menyulam kata,
yang terberai pada lipatan senja
kalam kabut menyibak misteri maya
senja bersyair serupa sabda
bersalam wana diantara rasa
bertaut kasih pada tiap kelopak
seperti matahari yang tak pernah tidur
dalam gulungan awan berarak
pun semilir ikut hadir
mengusap rona pipi yang samar
oleh air mata dan riang tawa
yang teruntai dalam temali cerita
kalam hamba saduran senja
meminang musafir di puncak makna
wanarasa mengeja bahagia
di samudera dan belantara
hadir cinta,
biarkan membuka mata
meski kadang serupa penjara
dua rasa pada lipatan senja
Abdie, 2012
yang terberai pada lipatan senja
kalam kabut menyibak misteri maya
senja bersyair serupa sabda
bersalam wana diantara rasa
bertaut kasih pada tiap kelopak
seperti matahari yang tak pernah tidur
dalam gulungan awan berarak
pun semilir ikut hadir
mengusap rona pipi yang samar
oleh air mata dan riang tawa
yang teruntai dalam temali cerita
kalam hamba saduran senja
meminang musafir di puncak makna
wanarasa mengeja bahagia
di samudera dan belantara
hadir cinta,
biarkan membuka mata
meski kadang serupa penjara
dua rasa pada lipatan senja
Abdie, 2012
Langganan:
Postingan (Atom)