Ae. R


Minggu, 27 Mei 2012

Bahagia Itu


ketika aku mengenal kamu
mengikat janji 
bersama - sama setubuhi dunia
bercinta dengan suka dan duka
yang kita jalani


Abdie,2011


Bulan Ngalimba

ibarat kendang,
mun teu di tabeuh
hamo kadenge kumaha sorana
komo ka di igelan

lunglang ling-ling
siga nu linglung
kaler kidul kulon wetan
geus teu mangrupa deui tujuan

cicingge teuing di mana
beureum bodas kiwari nambahan pias
malah tihangna koropok kacida
di gorogotan ku adigungna jelema

dulur lapur baraya ingkah
lantaran beda jadi parasea
bulan ge ukur ngalimba basa kuring nanya
ari INDONESIA ayeuna kamana?


Abdie, 26052012




Dendang Rajah Dendam

baju besi jubah baja
kau kenakan,
menari di atas tubuh-tubuh
yang mengerang...

di atas mimbar tahta dunia
lantang teriakmu seperti gelegar cemeti
menyambar hidup si jelata
yang kesakitan...

baju besi jubah baja
simbol kekuasaan tahta dunia
yang tak mampu di tembus
jerit tubuh-tubuh jelata yang mengerang kesakitan

antrian panjang kemiskinan
di cambuk ketidak-adilan
tak sanggup nyanyikan lagu kebangsaan
hanya dendangkan rajah-rajah dendam

enyah enyahlah!
mati matilah!


Abdie, 08172008









Jumat, 25 Mei 2012

Kasih 2

biarkan saja,
hitam dan putih warnai dunia
merdekakan diri untuk memandang

di latar semesta
ia menggenggam segala beda
tak pedulikan warna, rupa dan sara


Abdie, 25052012

Dawai Kehidupan


berselubung kabut
jejak- jejak membelah ilalang
rajah menyanyi di pohon tinggi
di tepi sungai ikan kecil seperti menari

mata memandang pikir menghitung
anyaman jejak yang di sulam waktu
membentang bayang di rentang masa
kisah lalu yang berbuku- buku

gemerisik dedaun beradu
tertiup bayu semesta
seperti dawai  kehidupan
iringi perjalananku menuju pusara waktu


Abdie, 2011

Sajak Oleng

tanpa peta
laju kapal kian tak terarah
mata anginpun entah kemana
hilang di ketiak bromocorah berdasi mewah

negeri yang entah
entah milik siapa
sabang marauke rebah
seperti lahan tak bertuan

yang tersisa kini
hanya bau amis buah dendam
anak cucu sejarah yang berbaris
memegang parang

perlahan budaya karam
menjadi harta karun yang di abaikan
tersapu gelombang euforia
pesta perayaan kebablasan demokrasi

tanpa diksi
sajak oleng
menumpang kapal
yang tak bernakhoda


Abdie,24052012

Entahlah

berlabuh,
di pangkuan nafsu
mencumbu bayang angka misteri

ibu,
menangis tersedu
melihat anaknya kehilangan jati diri

lika liku laku laku
apa yang dicari 
entahlah
...


abdie, 23052012

Selamat Berjuang Kawan

resah mendesah,
nafas langkah setubuhi terik
tambatkan senyum di dinding gedung
merayu harap di beranda zaman

langkah-langkah kian resah
tika terik menampik senyum
memupus harap di dinding gedung
hentikan nafas di beranda zaman

meski resah kian mendesah
langkah mulai melunglai
pantang menyerah memaku lelaku
sebab harapan masih memiliki ruang,
dalam dirimu,

selamat berjuang Kawan!
merdekakan dirimu dari keresahan
biarkan hidup tentukan langkahmu
ikuti putaran matahari...



Abdie,25052012

Minggu, 20 Mei 2012

Jejak Sajak

lalu lalang jejak penyair
mencari tuhan dalam puisi
gema sajak coba menembus batas tiada
seperti riak yang tak henti berkejaran
menuju tepian dermaga yang ada

laksana sebatang pena
sebab setetes tinta ia berguna
mencoba menuliskan berbait pesan
dermaga hidup yang harus ditemukan
sebab denyut yang ada bukanlah tanpa tujuan


Abdie,2010

Taman Yang Sama

lalu lalang,
silih berganti sajak yang datang
dengan indahnya warna warni diksi
seperti bunga hiasi taman
apakah kini semua hilang?

salam santun saling menuntun
tutur sapa membuka mata
kesadaran melebur perbedaan
menyadari bahwa kita
menghuni taman yang sama
INDONESIA

Abdie,19052012

Sabtu, 19 Mei 2012

Mimpi Merah Putih

hymne sufi ritual rahib
di petilasan tetua telaga kalam
tak mampu merupa cinta

lalu lalang jejak penyair
menyingkap sejuk di bening embun
tak mampu ramalkan apa yang akan lahir esok

do'a- do'a silih berganti
memohon pada yang katanya pemilik hidup
namun denyutnya menebar maut

berkaca pada bianglala
yang merangkum indahnya warna-warni semesta
namun sejuk cinta damaikan esok, tetap hanya mimpi Merah Putih


Abdie,19052012

Bayang Wajahmu


bayang di dinding angan
menjadi tulisan di lontar malam
riwayatkan kamu yang gantikan kejora

sketsa wajah awali kata
merangkai baris -baris pujian
kamu kejora dalam gulitaku

bayang wajahmu,
tak bisa ku umpamakan
dan membuat kejora padam


Abdie,19052012

Kamis, 17 Mei 2012

Di Bawah Terangmu 2

kau berikan sajak dan puisi
pada rimbun ilalang dan anggunnya gunung
pada akar hingga ke ujung daun
yang tumbuh juga yang jatuh
dari pagi ke pagi, malam ke malam...

perbedaan yang kau saksikan,
menjadi prosa kehidupan berakhir kematian
ketika rasa-rasa yang merasa, keinginan mencari-cari pelabuhan keyakinan,
adalah kebenaran, hingga tuhan pun menjadi batu di kepala,
bebas merajam yang tidak sejalan

malam ini pula kau temani aku,
saksikan dramatisnya berita- berita
orang gila yang di tangkap oleh kegilaan
anak-anak kolong jembatan yang di perkosa keadaan
kenyataan yang di dzalimi keangkuhan

matahariku!
malam ini pula kau memberitahuku
bahwa aku gila di bawah terang kesaksianmu...


Abdie, 17052012

Selasa, 15 Mei 2012

Selamat Pagi Ibu


rasa menyelam
kedalaman kasih sayang
yang tulus, mengalir seiring denyut nadi
kau berikan tanpa detak penanda jeda

degup irama jantungmu,
mendekap rentang masa
yang kau jalani sebagai abdi sejati
mengemban amanah pencipta

hingga lanjut usiamu kini,
kasih sayangmu tak pernah surut
dan ketulusanmu,
tak sanggup aku puisikan

namun tiada ragu ku katakan
Ibu, kaulah utusan tuhan untukku



Abdie,16052012

Bukan Penghalang

atas nama tanah pusaka
biarkan saja perbedaan tumbuh subur
menghiasi bumi, Indonesia


rentangkan saja tangan
kita saling menggenggam
mengikat ikrar saudara sebangsa


atasnama tanah pusaka,
bukan penghalang menyatukan
hitam putih perbedaan...




Abdie, 2010

Bumi

Detak detik penanda hari
Tak henti iringi langkah kaki

Susuri lebatnya belantara kehidupan
Denyut nadi pun di paksa menggapai harapan

Tapak bersurat jejak
Menginjak nyata keindahan
Harapan yang terlupakan

Bumi yang mewujudkan segala do'a
Ketika kaki-kaki letih mengutuk hari


Abdie,2010

Sahabat

hari- hari, hati - hati
kita mengisi hari- hari
dengan suara - suara hati
yang kini menjadi memori


bahagia kita,
menyatu dalam suka duka
tawa canda pun air mata
mengungkap makna setia


sahabat,
rasa menjabat erat
bait kisah di rentang masa
yang pernah kita lalui bersama


menjadi bintang di langit angan
saat malam mencumbu kenang
kini, do'a dan pengharapan
jadi pengantar kerinduan




Abdie,2010


Sayap Kertas

mata ini,
menatap langit-langit
memandang sayap kertas
mengungkap tulisan kelam

seperti hujan
butiran memori berjatuhan
sayap kertas tenggelam di genangan hitam
hingga resah pertanyakan tuhan

tuhan,
jika kau punya hati dimana hatimu?
atau berceceran di jalanan
menjadi ingus bocah telanjang
yang bercampur tangisan
saat mereka kelaparan

tidakkah kau bersemayam di kesucian ayat-ayat?
yang selalu mengagungkan kemuliaan dan keadilanmu
atau kesombongan penyamun kitab mengingkari kebesaranmu
sebab kesadaran hilang di layar nalar lalu merasa benar
dengan secuil pengetahuan makrifat contekan

tuhan,
sayap kertasku ada karena tulisanmu
nyata di mataku...


Abdie,2010
Satu Bait Saja


tanpa lelah mengusir resah
lusuh peluh mengusir keluh
meski berjalan di atas ribuan duri
jika itu cinta,
ia tak akan teteskan darah


Abdie,15052012 

Kisah Anak Trotoar

sayup kudengar samar kulihat
teriak lantang bocah setengah telanjang
hujaaaaaaaaannnnnnnnn,
ia berlari menembus deras berpijak harap
Nyanyiannya terhenti seiring kaca-kaca mobil tertutup rapat


Abdi1,09052012

Pagi Matahariku!

Terangmu serupa cinta
Menembus setiap celah
Mengisi segala ruang
Tak ada skat pembatas

Kau terangi kerinduan
Yang selalu hadir mengisi ruang
Suka duka kisah perjalanan hari
Kau saksikan tanpa jeda

Meski kadang awan menghalang
Namun selalu ada cinta dalam terangmu
Menyibak segala alang yang merintang

Selamat pagi matahariku!
Terangi aku menuju peraduan senja...


Abdie, 09052012

Haruskah

Haruskah mencari jatidiri itu,
Berkelompok dan ugal -ugalan
Di jalanan sampai ke gedung dewan
Berjama'ah memuji diri
Atasnamakan keyakinan yang entah...
Lantang teriak meminta perhatian,
Inilah aku,,,
Semena mena mengumbar syahwat
Sementara hakikat pangkat dan jabatan
Dilalaikan...


Abdie,12052012
Ketika ayat-ayat cinta berpuisi
Ia menjadi romantis
Keindahannya,
Mengikis habis karat kebencian
Mengubah rindu menjadi kesadaran
Dan perbedaan tak lagi jadi pembenaran
Tindakan bengis...
Ketika ayat-ayat cinta dikorupsi ia menjadi sadis
Tak pedulikan lagi jumlah jari tangan dan kaki yang meringis
Kebenciannya mewujud belati
Siap menikam ulu hati
Perbedaan jadi arena adu kekuatan
Dan keyakinan terkapar di tangan dendam...



Abdie, 12052012

Dalah Kumaha

Kumaha,
Dalah dikumaha
Ari cinta mere rasa
Tapi rasa teu ngaraba
Kalid sulaya mungkas carita
Pasini perlaya di medan laga
Tali jangji pegat saharita
Ninggalkeun tapak sajeroning cimata
Nu ngagenclang maseuhan rusiah suratan raga



Abdie, 12052012

Sabtu, 05 Mei 2012

Layung

nitenan kaendahan alam
  langit caang taya hahalang
hibarna layung kasorot panon poe
jadi ciri wanci nu maju kaburit

mapag datangna mangsa peuting
panon poe ninggalkeun carita
lalaku nu lumampah di alam dunya
mawa rupa - rupa kahayang

hibar sariak layung
mugia jadi pituduh
kahayang manggihkeun tujuan
sabab kahirupan lain taya anu boga 


Abdie,05052012

Jika Saja

jika saja dapat kulihat
mantra- mantra yang memuja itu
bagai anak panah yang melesat
menembus batas yang entah
ada atau tiada...
kembali jatuh ke tanah
menjadi alas kaki
dan cinta tersenyum berjalan
di halaman kuil-kuil

Abdie,05052012


Entah Sampai Kapan

telunjuk,
sembarang menunjuk
mulut - mulut berbau busuk

oknum, jadi kata pembenaran
salahkan yang lain demi kepentingan

bocah-bocah zaman
menjadi asing di negeri sendiri
hakikat Sumpah Pemuda berubah seruan dengki
yang entah sampai kapan...


Abdie,05052012

Lihatlah Tuan

tidakkah kau lihat tuan!
anak-anak yang terkurung
menjadi asing di negeri sendiri
sementara tuan asik mencari sensasi
halalkan segala cara tuk dapatkan kursi
ambisi berlomba berebut kasta tertinggi
pamerkan kemewahan dasi
tak pedulikan anak-anak negeri
terkurung ketidakadilan,

trik dan intrik para politisi
caci mencaci berdalih demokrasi
bergaya layaknya pahlawan sejati

ternyata nasibmu lebih malang tuan!
terkurung jeruji keserakahan sendiri


Abdie,05052012


Jumat, 04 Mei 2012

Tanpa Tuan

luas tanah
tumpah darah
menampung resah
anak- anak sejarah

saudara sedarah
memutus tali ikatan
katulistiwa tak lagi mengikat ikrar

nusantara hamparkan darah
berkalung tirta bocah pedalaman
kehilangan tapal batas kedaulatan

bapak tua asik me-reka
cerita sejahtera di gedung juang
Sabang Marauke kini
mebujur kaku dan melintang tanpa tuan



Abdie,040512

Masihkah

tetap sama,
berita yang kubaca hari ini
banjir gempa kebakaran korupsi
hukum yang di telanjangi perkara
rumah tanpa dinas, demo tuntutan kebutuhan
polisi tentara politisi birokrat, perang urat demi pangkat
pendidikan dan sarana pengabdian menjadi arena tawuran
harga sembako naik, harga diri melorot tajam
urat tegang pendemo meminta nadi keadilan
yang entah pada siapa pemerintah atau tuhan,
sementara presiden pun tak mampu menghalau rasa galau
melihat jam kantor tak berdetak di bawah sumpah (dodol) kewajiban
bertindakpun takut dihujat,
hanya tersenyum dan berkata "saya merasa sedih"

tetap sama,
panas musim, musim kian panas
gelombang pasang, gunung meletus
bahkan badai datang tanpa pemberitahuan
porak porandakan rumah-rumah sejarah
pancaroba tak terbaca pengaruhi pola pikir
sementara tanah tercinta tinggal semata kaki

fragmen hidup titah siapa tak pasti berakhir dimana
sebab ibu jaripun tak lagi jadi petunjuk arah
tapi meminta darah dari perbedaan ras
ketika ayat-ayat seperti peluru tajam berhamburan
mengubah wajah harap menjadi beringas

masih tetap sama,
leher belati berkalung usus
mata-mata terkesima dalam histeris
menembus langit khatulistiwa
berteriak menembus batas antara
nyata dan harapan yang berbeda
tika gemulai tubuh memanggang hasrat
sederet catatan tersimpan di lontar malam
sisa - sisa tapak kaki di trotoar zaman
menanti angin membawa terbang

seperti biasa,
ampas pekat kesunyian menyimpan tanya
masihkah berita hari esok tetap sama
di waktu yang beda

Abdie Smd, 03052012

Selasa, 01 Mei 2012

Bunga - Bunga Malam

malam membadai,
menyibak wajah-wajah
yang sembunyi dalam sepi
menunggu di balik tirai waktu

tubuhnya,
dicengkeram gelisah
saat malam datang meminang
melumat lahap tiap lekuknya
malam kian membadai
patahkan dahan-dahan
bunga termenung menanti musim
di tepi malam


Abdie Bdg,2012

Penunggang Garuda

tak sanggupkah kau
memegang kendali
menunggang perkasanya garuda
lalu mencengkeram nusantara

tuanku!
apa yang kau tunggangi
keledai atau burung hantu
memikul beban lalu mengeluh pada malam

tidakkah kegagahan pendahulumu dulu
saat merdekakan negeri ini
menjadi pemicu untukmu
menjaga kedaulatan republik tercinta

atau penunggang garuda itu
memang hanya kisah orla dan era orde baru saja
...

Abdie, Smd 28042012

Kata-katamu Pelurumu

kata-katamu menggebu,
menderu bagai muntahan peluru
keluar dari laras senapan serbu
dan keyakinanmu menjadi pemicu

lalu kulihat
babi-babi membabi buta
membantai ayat - ayat kehidupan
darahnya mengotori keagungan perbedaan
sia- sialah ajaran kemanusiaan
yang Ibu Bapakmu ajarkan
saat mengeja langkah pada sedepa kaki
untuk mengenal bumi...


Abdie, Bdg 2012

Batu-Batu Hitam

seperti kidung bumi
gerimis menyisir sunyi
seirama dawai-dawai malam
mengalir menuju pusaran

membasahi kata-kata
yang berserakan bagai batu hitam
di dasar sungai yang kekeringan
menanti masa di mata purnama

sesaat singgah mengikat nama
pada langit dan hamparan bumi
sebelum jeda memanggil senja
di iringi kidung penutup sayap

batu hitam kian menghitam
gerimis menepi di ujung pusaran
dawai malam merenggut kata-kata
tenggelamkan tafsir sorga neraka

denting sunyi lirih memanggil
jiwa yang sesat di lorong raga
lupa mengucap cinta pada langit dan bumi
ayah bunda kehidupan batu -batu hitam


Abdie Smd, 07042012

Seperti Biasa

seperti biasa, segelas kopi tersaji
kepulan uapnya coba mengusir sepi
menyulam sunyi awal Mei

atas nama semesta
kearifan ilmu melipat sengketa
melebur cinta di jalan setapak

damaipun bukan lagi hakikat tak terungkap
pada ampas pekat kehidupan
namun lelaku yang berjalan menghargai perbedaan


Abdie, 01052012