saat nafsu berlari,
ia begitu jauh tinggalkan jiwaku
saat amarah membuncah
begitu ganas menyayat lukai jiwaku
jiwaku menemani
saat ku sedih dan menangis
meski ku selalu melupakannya
saat bahagia larut dalam riuhnya pesta
Jiwaku dengan sabar menanti saat kulari meninggalkannya
Jiwaku tak pernah mengeluh saat aku melukainya
Jiwaku sangat adil tak bosan temani saat sedihku datang
Jiwaku tak menolak saat aku melupakannya
meski kau tak pernah bosan,
namun sadarku mengatakan kau lelah
dengan semua yang kulakukan, tiada makna
maafkan aku, karena asaku melupakanmu
Abdie,13122010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar