tiada warna di kelopak
tak kulihat kilau mutiara
tiada irama iringi rindu
hanya harap menatap langit
melangkah kaki-kaki mungil
tak gontai sembunyikan ragu
simpan suara hingga senja
bukan bisu, sengaja ia sisakan
tuk sekedar merayu malam
mengantar lelap lupakan semua
hingga waktu menjelang pagi
mendekap syukur di alam mimpi
selamat tinggal ia ucapkan
pada cinta dan kejujuran
yang terbakar api angkara
saat siang kembali bertandang
mereka tak jadi agenda di rapat terbuka
saat nyanyikan rindu di halaman istana
sumbang, cibir mengacungkan bedil
rapuh cinta Ibu pada Kota
Google Photo |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar