cinta, mantra para pemuja
dupa puji keindahan semesta
rindang kasih sepanjang jalan
mekar bersemayam di qalbu insan
duhai jelita,
semilir terbangkan angan
menepi di janji-janji kenikmatan
torehkan tulisan di dinding harapan
tak salah tetua berkata "priangan si jelita"
kini, sepanjang jalan Asia Afrika
lengangnya hanya saat gulita tiba
kenangan - kenangan masa lalu lelap bertukar mimpi
berjajar sepanjang jalan Seokarno Hatta
seperti tersapu badai zaman,
jelita priangan terbang entah kemana
tak kutemukan di jalan Braga yang katanya jalan para bapa
kini anak zaman lupa cara saling menyapa
Goa Pakar konon katanya tempat para pakar
hanya kenangan purba sirna di telan masa
kini pejalan kaki lupa melangkah dimana
tak tahu cara menepuk bahu sahabat setia
Babakan Siliwangi tak lagi berseri
berbagi wangi dari tumpukan sampah
silih wangian kini hanya catatan sejarah
tak lagi ramah rekah senyum dibibir basah
dupa puji dan mantra para pemuja,
alamat jelas di sepanjang Jalan Suci tertutup debu tebal
menutupi wajah dan pintu-pintu rumah
duhai, jelita masa lalu tak mungkin kembali
biarlah ku kenang segala indahmu
yang terpuruk di selangkang zaman
pada jalan menitip langkah
pada langit menitip teduh
pada hinanya raga kutitipkan lika liku
pada semesta kutitipkan hidup dan kehidupan
sepanjang Jalan Kota Parahyangan
Abdie, Dago17081998
Tidak ada komentar:
Posting Komentar