saat mendung
menanti cahaya
memeluk kabut
pengap udara
menganga luka lama
luka baru bertambah parah
tak lagi putih panji - panji
merahnya berbau amis
tanpa arah kemudi serakah
comberan cermin yang retak
bayang kaca tak lagi nyata
negeri ini menuju sirna
bertepi di riuh pesta
demokrasi tersiram racun
bendera yang berwarna warni
di tangan srigala ia berkibar
rimba - rimba
menangisi pepohonan
ombak di bajak para perompak
hilang tebing di kaki gunung
duhai, pertiwi
tak bisa ku balut luka
hanya sajak menunggu jejak
robek tertinggal di tanah garapan
Abdie,02072011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar