Merah di atas tanah negeri
Wajah manis di balik hati meringis
Saat kekacauan di tambal kemilau palsu
Kejujuran duduk kaku di kursi roda
Di amputasi hingga lumpuh
Tak mampu lagi berdiri apalagi berlari
Untuk bebaskan negeri dari ganasnya tirani
Di atas tanah negeriku
Dagelan humor sedang di gelar, hiburan jelata saat lapar
Syair manis pujangga negeri, seperti malaikat penyelamat datang
Berteriak tentang kejujuran, kedamaian, bahkan keadilan
Sesaat obati luka kaum jelata dari pinggiran negeri
Mereka tidak sadar penghisap darah tengah bersiap
Di atas tanah negeriku
gemilaunya akan tetap palsu, dagelan tetap berjalan
kejujuran tetap kaku duduk di kursi roda
ratapan jelata pinggiran tetap terdengar
sebab kedamaian hanya sebuah cerita indah belaka
keadilan hanyalah penggalan cerita sandiwara
cerita klasik negeri dongeng, pengantar tidur bocah ingusan
yang berteman busung lapar
Di atas tanah negeriku
jika tidak mau jadi musuh peradaban kaum bermartabat
jangan rindukan terang apalagi mencoba lepaskan beban
jangan pernah harapkan kebobrokan terungkap
karena dia sedang menguliti kebenaran,
membenamkannya dalam bait naskah pidato kebohongan
sebab rasa malu telah di rapikan, terkunci dalam peti
saat lembaran kertas bernilai dan singgasana berlapis emas
menjadi sandaran, meruntuhkan kemurnian nurani
Wahai penguasa negeri!
dengarkanlah nyanyian hati, syairnya murni tanpa intimidasi
bebaskan jiwamu dari belenggu tirani yang membuat tersesat
Wajah manis di balik hati meringis
Saat kekacauan di tambal kemilau palsu
Kejujuran duduk kaku di kursi roda
Di amputasi hingga lumpuh
Tak mampu lagi berdiri apalagi berlari
Untuk bebaskan negeri dari ganasnya tirani
Di atas tanah negeriku
Dagelan humor sedang di gelar, hiburan jelata saat lapar
Syair manis pujangga negeri, seperti malaikat penyelamat datang
Berteriak tentang kejujuran, kedamaian, bahkan keadilan
Sesaat obati luka kaum jelata dari pinggiran negeri
Mereka tidak sadar penghisap darah tengah bersiap
Di atas tanah negeriku
gemilaunya akan tetap palsu, dagelan tetap berjalan
kejujuran tetap kaku duduk di kursi roda
ratapan jelata pinggiran tetap terdengar
sebab kedamaian hanya sebuah cerita indah belaka
keadilan hanyalah penggalan cerita sandiwara
cerita klasik negeri dongeng, pengantar tidur bocah ingusan
yang berteman busung lapar
Di atas tanah negeriku
jika tidak mau jadi musuh peradaban kaum bermartabat
jangan rindukan terang apalagi mencoba lepaskan beban
jangan pernah harapkan kebobrokan terungkap
karena dia sedang menguliti kebenaran,
membenamkannya dalam bait naskah pidato kebohongan
sebab rasa malu telah di rapikan, terkunci dalam peti
saat lembaran kertas bernilai dan singgasana berlapis emas
menjadi sandaran, meruntuhkan kemurnian nurani
Wahai penguasa negeri!
dengarkanlah nyanyian hati, syairnya murni tanpa intimidasi
bebaskan jiwamu dari belenggu tirani yang membuat tersesat
tidak kah kau inginkan terang, rindukan damai dan keadilan?
untuk jalan dan hamparan anak cucumu jua nanti
Abdie, 20072010
Google Photo |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar