mendung merundung
wajah - wajah kota kembang
liar mata, teriak mulut di keluh zaman
catatan derita memeluk mereka
memaksa duduk di bawah lentera
yang terangi bilik berlabel jasa
peluh derita bertukar dengan nafsu
yang di bayar lunas selembar nikmat
lega nafas, esok pagi segera membeli cinta
senyum anak-anaknya dalam sepiring nasi
membuat ia bahagia sembunyikan luka
entah sampai kapan ia bahagia
Abdie, Bandung 21012009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar