hayal di ujung kepala
pikir hingga telapak kaki
satu dua nafas memburu
saat malam merampas pulas
bercinta,
jelajahi tiap lekuk tubuh
meneguk nikmat aura hasrat
mendekap segala gejolak
lekuk tubuh liku hidup
rebah di putaran detak
satu dua nafas mencari
dalam geliat nakal dan binal tubuh
tubuh- tubuh yang menarikan
tarian hidup yang telanjangi peradaban
memaksa mata memandang kesunyian
menata diri di deretan angka dan kata- kata
abdie,2011
Ae. R
Minggu, 27 November 2011
Jejak Sajakku
sajakku lahir
di lorong gelap
tanpa cita dan cinta
pun nafas memakna
kodrat hidup
hembuskan nafas
di lafaz- lafaz sakral
mengumbar syahwat
sajakku merangkak
di antara batu cadas
mencari jejak tetes pertama
menyusuri lorong gelap
Abdie, Batu Raden 2011
di lorong gelap
tanpa cita dan cinta
pun nafas memakna
kodrat hidup
hembuskan nafas
di lafaz- lafaz sakral
mengumbar syahwat
sajakku merangkak
di antara batu cadas
mencari jejak tetes pertama
menyusuri lorong gelap
Abdie, Batu Raden 2011
Sabtu, 12 November 2011
Batas Bayang
garang
saling serang
mengerang
nafas meregang
hasrat tergeletak
di ujung anak panah
pengharapan jadi catatan
anak jalanan di buku malam
kawan kehilangan teman
di batas bayang peradaban
saksikan kemanusiaan terpuruk
tak lagi dendangkan kedamaian
Abdie,2011
saling serang
mengerang
nafas meregang
hasrat tergeletak
di ujung anak panah
pengharapan jadi catatan
anak jalanan di buku malam
kawan kehilangan teman
di batas bayang peradaban
saksikan kemanusiaan terpuruk
tak lagi dendangkan kedamaian
Abdie,2011
Jeruji Penantian
lamat lambai
hilang bayang
terang menembus
batas ruang
perlahan lepaskan ratap
hingga tak lagi meratap
di genggaman kenangan
seruan ikrar
di balik jeruji penantian
mengurung janji sambut kematian
dalam sajak kehidupan
menghampiri hidup
dalam puisi kematian
Abdie,2011
hilang bayang
terang menembus
batas ruang
perlahan lepaskan ratap
hingga tak lagi meratap
di genggaman kenangan
seruan ikrar
di balik jeruji penantian
mengurung janji sambut kematian
dalam sajak kehidupan
menghampiri hidup
dalam puisi kematian
Abdie,2011
Kopi Hitam
terperangkap jarak
di ujung dahan burung bersarang
binar kelopak menatap detak
waktu terhimpit di deretan angka
satu tempat,
diantara besi berkarat
labuhkan segala hasrat
menanti tanpa syarat
seribu pemangsa
tertidur rebahkan lara
janjinya kaku, membisu
dalam lembaran uang saku
keadilan mengendap di ampas pekat
menjadi catatan malam kopi hitam
ketika kata menjadi jeruji
mengurung kebebasan
Abdie,2011
Mataku
mataku,
entah dimana
terpejam menutup pandang
menuntun langkah memaku arah
menuju beranda tinggalkan penjara
tempat pembunuh dan pencuri
menyamar di bait-bait diri
menyatu, sedarah jiwa
mewarnai tulang yang mati
mataku,
berkawan muak
ketika pemabuk berdiri di atas mimbar
berdakwah tentang penghakiman
bebaskan pembunuh mencuri nyawa
halalkan pencuri membunuh azasi
mataku, berteman jeruji
tempat keadilan di hukum mati
atasnama persetubuhan suci
pembunuh dan pencuri
memperkosa nurani sendiri
mataku,
berkawan malam
dalam derasnya hujan
menatap bintang mati
membisu di bahu kiri
Abdie,Pondok Kayu 2011
Tanpa Judul
diantara
tepuk dan sorak
merah mencari nafkah
sajak- sajak tetua membisu
puisinya terbujur kaku
realita kasat mata
dalam renta semesta raya
sambut bayi yang lahir tanpa do'a
dengan sebaris catatan
hitam dan putihnya perjalanan
mewarnai jeruji penantian
tika peradaban melepas baju keinginan
genangan permata bunda
merendam dendam kelana lara
lamat bayang lambaiannya
perlahan menghilang
tinggalkan catatan kehidupan
tanpa judul...
Abdie,2011
Kamis, 29 September 2011
Simbol Itu
mengejar bayang,
di antara selangkangan masa
nyanyian cakrawala
senandungkan duka
malu, hitam di dahi
picik ingkari hati
kata- kata kosong
hancurkan peradaban
kekerasan,
hancurkan tatanan kemanusiaan
tuan yang mengaku bertuhan
haruskah hancurkan kebudayaan
serupa adat lupa adab
seruan dan tindakan tak lagi bijak
ingatlah tuan,
simbol budaya bukanlah berhala
biarkan saja ia menjadi tanda
bahwa kita adalah suatu bangsa
yang miliki adab dan norma estetika
buktikan saja kita menyembah yang kuasa
Abdie,2011
Lihatlah Anakku
selepas petang,
bapak pulang membawa harapan
tempat bermain angan -angan
anakku!
pengetahuan bukanlah kotak pintar
yang berisi ilmu merasa benar
dalam hingar bingar adu nalar
bukan pula aroma dalam sebotol parfum
saat kau hirup wanginya hanya se saat
sebab hakikinya menjadi racun yang kau telan
kerdilnya pikiranmu membuat padang menjadi gersang
lihatlah anakku!
buku kecilmu yang lalu
saat dunia ini tawarkan jamuan
kamu bukanlah tumbuh di kebun anggur
namun di atas pengabdian Ibumu
yang kini menjadi debu di lahan subur
yang luput dari pengetahuanmu
Abdie,2011
Sudahi Saja
caci maki
pada sepi
pada sunyi
sekejap
dingin terpuruk
di sudut sesal
kata-kata
merasuki raga
hangatkan rasa
sudahi saja
harap memetik kembang
dari cerita masa depan
ketika masa lalu
masih layak tuk dicinta
tak perlu memaki sepi pun sunyi
Abdie,2010
Entah Kemana
sampai mana
sanubari berjalan
menggandeng tangan
perbedaan
saat semilir
sampaikan suara- suara
seruan naif berharap simpatik
keluh yang di sulap jadi do'a
benarkah hati
menjadi kendali
suara dan tindakan
tika mata hilang pandangan
entah kemana di tujukan
seru suara- suara lantang
penyembah tuhan
di tengah kerusuhan
Abdie,2011
Pesan Bapakku
di bait cinta - cinta
keutuhan rasa sirna
di ambang batas logika
kata - kataku binasa
tak ada batas kadaluarsa
cinta mencintai malam- malam
menyatu waktu setubuhi hari- hari
pun saat tubuh ini,
tak lagi rasakan hangat mentari
bapakku berkata,
tak perlu ragu jalani saja
sebab cinta itu milikmu
mencintai adalah darmamu
suka duka adalah persinggahan
bukan kepalsuan pasrah dalam do'a malam
yang mengingkari kenyataan
buktikan saja kau berjalan dengan keyakinan sendiri
bukan mendompleng pada seruan yang datang dari masa lalu
Abdie,2011
Maaf Kawan
selalu kubilang,
bukan hidup jika tak ada perubahan
kawan pun sahabat adalah persinggahan
ketika langkah tiba di putaran keresahan
memadu kata saling menyapa
bergandeng tangan saat suka pun duka
terkadang egois saling membenci
tanpa sadar bahwa dalam selisih itu ada kasih
saat kerinduan menjadi bumbu perjalanan
temukan arti kesejatian keburukan pun kebaikan
wajahmu kawan!
seperti matahari terangi putaran zaman
kebaikanmu kawan
menjadi saksi perubahan
dan semoga kau rasakan terang yang sama
meski kita tak lagi bersama arungi samudera fana
Abdie,2010
Siang Ini
detak,
ciptakan masa
duka pun bahagia
canda dan tawa
menjadi kenang
hangat mengisi beranda
memahat makna
mengukir rindu-rindu
pada purnama juga kejora
tempat semayam senja
bebaskan jiwa
pada terang sang surya
saat tinggalkan jejak- jejak
rindu yang menyaksi putaran detak
menyatu di detik terakhir
saat nafas di penuhi ruang takdir
Abdie,2011
Senin, 19 September 2011
Akhir Imaji
imajinasi
sketsa sunyi
dari deretan mimpi
mematung
terdiam di dingin malam
kata mengalir di kaca jendela
lesap ke dalam petak rengat
lembaran kenang
pun bayang keinginan yang datang
jadi catatan tak menentu
di putaran waktu
membisu,
lidah rindu yang hanya sesaat
kelabu di akhir cerita
jadi kisah kadaluarsa menunggu sirna
akhiri sebuah imaji dan mimpi
Abdie,09172011
Selamat Pagi Ibu
rasa memandang
kedalaman kasih sayang
di tiap detak yang kau berikan
degup jantungmu,
penanda mendekap usia
jalani hudup sebagai kawula tuhan
lanjut usia
tak membuat surut
gelombang kasih dan sayangmu
dan ketulusanmu
tak sanggup aku puisikan
Ibu, kaulah utusan tuhan untukku
Abdie,2009
Sabtu, 17 September 2011
Peluh
aku peluh
cairan tubuh
keluar dari lobang pori
sebab tak sanggup menahan
baunya dengki yang kotori hati
aku menjadi bau dan lusuh
saat tubuh resah dan mengeluh
selalu salahkan zaman tentang kenyataan
tak pernah bersyukur
dengan apa yang di rasakan
aku peluh cairan tubuh
bukan semata cucuran isaratkan keluh
aku membawa pesan
untuk tubuh bersimpuh sadari ketidakberdayaan
hingga kesadaran menerima kenyataan
dan membuatku enggan keluar dari lobang pori
sebab tak mau tinggalkan wanginya hati
membasahi tubuh-tubuh
yang berjalan di atas pijakan keyakinan
Abdie,09162011
Jumat, 16 September 2011
Sajak Gila
terlihat gila, canda tawa
dan cengkerama di beranda
seperti mabuk meneguk alkohol murni kata-kata
yang di campur madunya makna
kegilaannya menjadi warna
menghiasi kanvas kosong di dinding rasa
ketika energi semesta
membuka jaringan maya
perbedaan di alam nyata serupa udara
yang sejuk saat di hirup meski di tubuh yang beda
alkohol murni ngaco meracik arti
efek mabuknya memaksa hati mengerti
keinginan yang datang silih berganti
seperti inginku kembali nanti
bergandengan tangan dengan sahabat sejati
berjalan bersama lantunkan kidung sunyi
sambil mabuk menikmati alkohol murni racikan hati
bukan tafsiran hasil contekan dari ayat suci
temani kegilaanku saat sepi
memohon maaf pada tuhan
sebab aku kembali saat mabuk
dan terlalu busuk untuk mengaku mulia
tak mampu memahat wujudnya di tubuhku
hanya ku tulis sajak gila untukNya
Abdie,09162011
Sayap Kertas
mata ini,
menatap langit-langit
memandang sayap kertas
mengungkap tulisan kelam
seperti hujan
butiran memori berjatuhan
sayap kertas tenggelam di genangan hitam
hingga resah pertanyakan tuhan
tuhan,
jika kau punya hati dimana hatimu?
atau berceceran di jalanan
menjadi ingus bocah telanjang
yang bercampur tangisan
saat mereka kelaparan
tidakkah kau bersemayam di kesucian ayat-ayat?
yang selalu mengagungkan kemuliaan dan keadilanmu
atau kesombongan penyamun kitab mengingkari kebesaranmu
sebab kesadaran hilang di layar nalar lalu merasa benar
dengan secuil pengetahuan makrifat contekan
tuhan,
sayap kertasku ada karena tulisanmu
nyata di mataku...
Abdie,2010
Mendulang Malam
gelap ini bukanlah kabut malam
namun keinginan dalam hayalan
menggenggam rembulan
ketika raga berselimut asa
jiwa merana rindukan makna
bukan basa basi ungkapan maha kuasa
bukan pula cahaya dalam sebait puisi
karya penyair sejati atas nama suara hati
namun mengingkari terang matahari
malam ini kuharap kehadiran
kekasih sepi temani kesendirian
memahat wujud tuhan dijalanan
temani tubuhku hingga terdiam
Abdie,09142011
Apa Kabarmu Tuhan
selamat malam!
lama kita tak jumpa
ah, pasti aku yang lupa
bahwa kau selalu bersama
tuhan!
sebab keangkuhan ku merasa
selama ini kau tak pernah ku sapa
semoga hari ini kau baik-baik saja
mari duduk kita berbincang
memandang bintang
sambil menikmati kopi hitam
tuk lepas dahaga malam
tak perlu resah melihat aku yang gelisah
melihat perbedaan berwarna merah
keindahannya berlumur darah
sebab apa? entahlah
yang jelas seru atas namamu tak bertuah
kau hanya jadi kambing hitam
demi pembenaran tindakan
seperti gelisahku pada gelap mata
selalu kambing hitamkan cahaya
entahlah, aku hanya ingin
kau baik-baik saja..
Abdie,09152011
Kamis, 15 September 2011
Samemeh Ilang
manuk piit ricit patembalan
siga anu keur pagunemam
sawareh udag-udagan
namplokeun kasono dina dahan
nu dauna ngarangrangan
mapag wanci datangna burit
rasa waas ukur ngaharuh
nitenan kaendahan alam
nu jadi gambaran kahirupan
nganteur raga makalangan
neang sagala rupa kahayang
siga kalangkang heulang
batan beunang kalah ngajauhan
jadi carita ngeusi lamunan
memeh datang mangsana raga ilang
Abdie,09112011
siga anu keur pagunemam
sawareh udag-udagan
namplokeun kasono dina dahan
nu dauna ngarangrangan
mapag wanci datangna burit
rasa waas ukur ngaharuh
nitenan kaendahan alam
nu jadi gambaran kahirupan
nganteur raga makalangan
neang sagala rupa kahayang
siga kalangkang heulang
batan beunang kalah ngajauhan
jadi carita ngeusi lamunan
memeh datang mangsana raga ilang
Abdie,09112011
Wajah Purnama
malam ini,
serupa telaga menampung kata
memacu rasa jabarkan makna
cinta,
abadi di tubuh hari
berjalan mencari hakiki arti
ketika hasrat memaku arah
menggenggam secuil paham
memapah resah menuju lembah sepi
menyapa rinduku di balik jendela sunyi
hakiki hidup dalam kehidupan
malam ini,
kunikmati warna- warni cinta
pesan semesta di wajah purnama
Abdie,2011
Rabu, 14 September 2011
Maaf
aku tak mampu
menjadi penerang saat langit tertutup awan
sebab mentari enggan berikan cahayanya
aku tak mampu
memapah lemah kaki yang berjalan
dalam langkah gundahmu
harusnya aku
menjadi matahari bagimu
saat awan resah menutupi jiwamu
harusnya aku
menjadi penyemangat langkahmu
mengusir segala gundah hatimu
maaf!
aku hanya mampu
mencintaimu dengan diam
Abdie,2011
Kamu
andai saja datang
waktu sekedar memandang
wujud nyata sebuah perasaan
rindu yang ku agungkan
biarlah tanya terjawab kecewa
sebab do'aku dikabulkan
menatap wajahmu
adalah keinginan terbesarku
Abdie,2011
waktu sekedar memandang
wujud nyata sebuah perasaan
rindu yang ku agungkan
biarlah tanya terjawab kecewa
sebab do'aku dikabulkan
menatap wajahmu
adalah keinginan terbesarku
Abdie,2011
Sajak Tanpa Pengarang
berjalan
tanpa sadar
arah dan tujuan
hilang di layar nalar
tak hirau
utara dan selatan
barat dan timur
tak terpeta-kan
berjubah ilmu
ingkar dalam terjemahan
makrifat tentang tuhan
secuil pengetahuan dianggap kebenaran
angkuhku merasa,
beda dalam kehidupan
nyatanya hanya bangkai berjalan
seperti sajak tanpa pengarang
Abdie,09132011
Dentang Itu
dentang lonceng
dalam irama kedamaian
iringi alunan lagu pujian
rasakan damai semesta
diantara jemaat yang memuja
berserah diri hanya padaNya
tempat segala damai kembali
andai saja dentang itu mampu membuka rasa
jadi irama pemersatu segala beda
tentu damai yang kurasa
bukanlah hanya saat memuja
Abdie,25122009
Bidadari Senjaku
lama tak ku sapa
panorama indah semesta
serupa rona hiasi senja
diantara sulaman cahaya
terselip kenang bidadari
do'anya bagaikan sayap
yang membawaku terbang
jalani hidup lalui siang dan malam
terbanglah anakku,
tak usah menantang matahari
pastikan saja hatimu menujunya
hingga langkah kakimu adalah terangnya
ketulusan kata-katanya saat Ia menepuk bahu
hangatkan aliran darahku
hingga hatiku berkata
'kaulah utusan tuhan untukku'
duhai semesta,
bidadariku kini di ujung senja
sayangilah Ia seperti Ia menyayangiku
ialah Ibuku bidadari senjaku
Abdie,13092011
Bunga Malam
semerbak sedap malam
dupa lembut kasih sayang
hembus semilir menyibak kenang
yang terbenam di ladang silam
bunga- bunga rindu
yang tumbuh di ladang hati
mengantar senyum menatap purnama
menerawang putaran masa depan
ketika degup jantung terhenti
dan jasad hilang dalam kesendirian
semoga bunga rindu yang ku tanam
membawa sukmaku temukan rindunya
Abdie,13092011
Satu, Dua Dan Tiga
membentang perihal
tampilan angka - angka
sama tapi tak serupa
satu berkepala batu
dua berekor harta
tiga korbankan nyawa
satu, dua, tiga
beda yang tumpah ruah
sama- sama mencari cinta
satu, dua dan tiga
irama jantung nusantara
gelora hasrat di tubuh yang sama
Abdie,13092011
Sajak Malam
degup jantung
memacu rindu
menyatu darah
dan denyut nadiku
meski semu
harus kupahami
agar bisa kupastikan
mencintaimu bukanlah mimpi
meski cinta susah untuk ku mengerti
namun rinduku bukanlah bayang semu
ketika hembusan nafas menyeruMu
bukanlah misteri mimpi
Abdie,09132011
Senin, 12 September 2011
Kidung Debu
memetik kelopak malam
adalah keinginan dan harapan
seperti menggenggam sebuah bayang
yang pernah mengisi kepala
waktu memintal benang
menjadikannya kain kenangan
sedih, bahagia, tawa dan canda
menjadi corak sempurna
ketika tatapan memandang dunia
langkah yang berjalan
menggambarkan kisah kehidupan
dengan tinta yang berasal dari lumpur hitam
jadi ikatan yang menyatukan tiap jengkal perjalanan
benih cinta semesta
tawa, canda dan keindahan pun kesedihan
menjadi rima dan irama dalam kehidupan
mati bersama hurup kerinduan
ketika tetes airmata
suburkan semboja di atas pusara
dan kata yang di tinggalkan
hanyalah nama tanpa keindahan
tertulis di batu nisan
Abdie,10092011
adalah keinginan dan harapan
seperti menggenggam sebuah bayang
yang pernah mengisi kepala
waktu memintal benang
menjadikannya kain kenangan
sedih, bahagia, tawa dan canda
menjadi corak sempurna
ketika tatapan memandang dunia
langkah yang berjalan
menggambarkan kisah kehidupan
dengan tinta yang berasal dari lumpur hitam
jadi ikatan yang menyatukan tiap jengkal perjalanan
benih cinta semesta
tawa, canda dan keindahan pun kesedihan
menjadi rima dan irama dalam kehidupan
mati bersama hurup kerinduan
ketika tetes airmata
suburkan semboja di atas pusara
dan kata yang di tinggalkan
hanyalah nama tanpa keindahan
tertulis di batu nisan
Abdie,10092011
Opera Keyakinan
opera,
tentang manusia
kisah dari buku tua
lahirkan berjuta tanya
kelahiran dan kelaparan
dahaga yang berkepanjangan
menjadi alas tidur kemakmuran
kerinduan saat ratap pengharapan
keyakinan,
sesembahan tanda memuja
pada cerita yang hanya konon belaka
tak mampu membuka mata ketika rasa menakar tanya
hanya syahwat mengumbar kitab
menghitung untung dan rugi kebaikan
lupa hasil bumi yang dinikmati tanpa permisi
dengan dalih kemakmuran umat
opera keyakinan,
pertontonkan kebusukan
yang terbalut alim dan sahaja
ketika tafsiran konon berakhir pertengkaran
Abdie,09112011
Sajak Mingguku
menatap awan
membentang angan
deretan kenang di bangku usang
hadir bayang silam
saat kemarau menghalau hujan
galau di ujung liku yang berjingkat manja
tepian awan, tanah dan lautan
menyatu udara di deretan angka
genapi putaran masa penanda usia
di bangku tua
bersama sahabat senja
mengurai gersangnya usia
se iring nafas yang kian renta
sepintas merasa iri
melihat intimnya matahari dan bumi
ketika nafasnya berupa cahaya
menembus batas putaran terangi kekasihnya
Abdie,09102011
Minggu, 11 September 2011
Lukisan Sunyi
pucat,
menyulam warna
di kanvas lusuh
menggambar purnama
pekat,
mendulang arti
pena melukis cinta
sketsa wajah sunyi
pucat dan pekat
membingkai lukisan
tubuhku...
Abdie,2011
Sabtu, 10 September 2011
Kata Kuda
kata,
tafsiran kata
merangkai mantra
tunggangan kembara
jelajahi samudera aksara
diantara riuh gemuruh fana
mencari hakiki makna
kuda,
tanpa tali kendali
di hutan ia bebas berlari
tak peduli meski harus menyakiti
demi kelangsungan hidupnya sendiri
namun tika lehernya terikat tali
ia tunduk dan patuh pada perintah joki
meski ia harus mati
kata kuda,
kata-kata serupa kuda
menjadi tunggangan setiap insan
menjadi juara di arena pacuan
menari diantara tepuk dan sorak
tanpa pedulikan mereka yang dikalahkan
asal muasal kemenangan yang di agungkan
tanpa kendali kuda itu menjadi liar dan beringas
atau menarik pedati lalui hari
jelajahi malam, menyingkap tabir sunyi
telusuri tiap lorong diantara lebatnya belantara
mengungkap tabir dan tafsir kehidupan
tanpa tepuk dan sorak kemenangan
Abdie,2011
Tanpa Tema
yang bening
dari kedalaman selaput itu
serupa muara warna dan kata
yang mewarnai telaga kehidupan
saat tangisan menjadi tanda kelahiran
tanpa judul,
kata menjadi latar lukisan
memacu jantung dan pikiran
berlari kencang seperti gelombang
mencoba memecah karang
deras bahkan ganas menyingkap tabir kehidupan
tentang rindu yang berwajah garang
namun merindukannya tak pernah bimbang
pun cinta yang terpasung zaman
namun mencintainya bukanlah kesalahan
saat denyut nadi renangi arti
tetesan yang menandai kelahiran
muara warna dan kata itu
kini, tak lagi bening
entah di kedipan ke berapa
sebuah nama menjadi tanda
bebaskan rindu merindukan
pesan yang tersimpan dalam indahnya fana
keabadian cinta memenuhi kerinduan batu nisan
mengukir cinta atau nista di atas pusara
tika jasad ini, akhiri opera tanpa tema...
Abdie,09102011
Langganan:
Postingan (Atom)