Ae. R


Minggu, 19 Juni 2011

Luka Luka Negeri Merdeka

jutaan jiwa berbaris,
mengantri di pintu gerbang kemerdekaan
negara ini sudah merdeka, konon katanya!
kita bebas bersuara hingga berdansa
karena penjajah beda bangsa telah tiada

kini jutaan jiwa bertanya,
dimanakah kemerdekaan itu berada?
mengapa kita hanya berbaris di pintu gerbangnya saja?
apakah  merdeka itu sebuah pintu ruangan yang terkunci
sembunyikan kemerdekaan di dalamnya?

rupanya negeri ini baru merdeka,
sementara kemerdekaan penghuninya entah dimana
simak saja sekitar kita atau berita di layar kaca
apa yang dilihat rasa adalah bukti nyata mata yang buta
kemerdekaan atau durjana yang kini meraja menjajah sesama
...

damai dan sejahtera tak kunjung tiba,
perbedaan SARA yang dulu jadi kekuatan sempurna
kini jadi modal utama membenci sesama,
atas nama keyakinan membunuh adalah perbuatan mulia
perang saudara di negeri merdeka...

sementara pemimpin yang kita puja hanya peduli harta
wakil kita gila tahta, perhiasan berharga untuk bisa mencumbu si jelita
asik jadi aktor utama di layar kaca dengan lakon 'terdakwa'
hakim dan jaksa jadi pemeran piguran dalam sebuah opera
di setumpuk surat berharga dengan nilai bla bla blaaaaaaaa
adalah mantra ketokan palu yang membuat terdakwa jadi 'tertawa'
inilah wajah keadilan negeri merdeka...

tak pedulikan lagi serak parau kicau burung, di kampung kampung
tak pedulikan lagi tarian tarian hiba tangan tengadah di jalan jalan kota
kemerdekaan sembunyi di balik tirai, luka luka negeri merdeka

"tulisan ini bukan membenci, jika tuan dan nyonya sakit hati apalagi kami,
tak punya kuasa dan suara yang keras, tapi tak tahan untuk menuliskan realitas"
kami sulit berkata tidak semua tuan dan nyonya, karena belum ada bukti nyata


abdie,16052011



Tidak ada komentar:

Posting Komentar