tanpa terasa detak detik berlalu
mengantarku sampai di ujung malam
teringat cengkrama saat senja di beranda kita
kuderai kata sebelum lelap memanggil mata
aku menyusuri sunyi alirkan arus kata hati
berharap alirannya sampai di muara hatimu
serupa kerontang menanti siraman hujan
aku menanti bahumu tuk sandarkan kerinduan
saat gerimis datang, terasa sepi dan dingin kala senja
namun sapa dan senyummu hangatkan suasana
bibir manismu usir dingin dengan mengucap ketulusan rasa
sepi pun mati dalam makna untaian kata kata
meski tak mampu aku terjemahkan
kalimat dan kata kata tentang kerinduan
dalam ribuan bait sajak - sajak malam
namun tentangku merindumu bukanlah bualan
di senja kita...
abdie, 19052011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar