Meniti,
catatan rapuh di cermin lusuh
mati raga tanpa kata sejuta makna
memecah pilu di ujung kelam
membuncah keluh merayu malam
Waktu,
pada detak yang tak henti
teriakkan rasa berharap nyata
semerbak melati harumkan langkah
agar raga bukanlah keranda kata percuma
Menunggu,
pada sunyi jua mengadu
berharap nyata irama senja
iringi langkah menuju pelukan malam
rebah jiwa dalam syair sejuta kalam
Hati,
memberi pasti sebuah ragu
angin yang berhembus membawa aroma nafas
setiap kata terucap, memuji pun memaki
nyata segurat catatan belenggu jiwa
abdie,19052011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar