deras hujan siang ini, di iringi gelegar halilintar
sepertinya takkan ada lembayung hiasi senja
lalui saja cakrawala ini dengan payung yang terbuka
di genggaman kita...
seakan enggan berhenti selaksa tetes basahi bumi
mengisi dahaga telaga dengan tembang dan dendang
irama yang tercipta dari tiap nada di gemerciknya
sang bayu pun menerpa
semakin dingin wajah dan tubuh ini
bahkan ia tinggalkan gigil hingga ke rasa
sebelum terang itu datang jelang senja
rupanya terang bersiap menggantikan
namun, sebelum hujan berpamitan
tak ingin ku sia-siakan irama gemerciknya
mengiringi gelora rasa,
sayang,
telaga itu tak lagi merana
tika langit lepaskan dahaganya
dengan selaksa tetes yang menyejukkan
tutup saja payung ini,
biarlah gigil kian menggila
ketika sampai di beranda
kuingin meleburnya dalam pelukan
dengan tubuh yang basah kita terlelap
dalam tembang dan dendangnya asmara
menanti lembayung hiasi senja
selamat tinggal pada hujan
dan biarkan terang itu
hangatkan tubuh kita
abdie, Situ Patenggang 1998
Tidak ada komentar:
Posting Komentar